MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN
EVAPOTRANSPIRASI
OLEH
KELOMPOK
5
Fenti
ria (110210103009)
Meilnda
ratna D.P (110210103026)
Umi Fadilah (110210103034)
Moh.Aflah
Arrajbi (110210103072)
Titin
Dwi H (110210103081)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada saat air hujan jatuh ke bumi,sebagian air jatuh
langsung ke permukaan bumi dan ada juga yang terhambat oleh vegetasi
(Intersepsi). Intersepsi memiliki 3 macam, yaitu interception loss, through
fall, dan stem flow. Interception loss adalah air yang jatuh ke vegetasi tetapi
belum sampai mencapi tanah sudah menguap. Through fall adalah air hujan yang
tidak langsung jatuh ke bumi, tetapi terhambat oleh dedaunan terlebih dahulu.
Stem flow adalah air hujan yang jatuh ke vegetasi dan mengalir melalui batang
vegetasi tersebut. Air hujan yang terhambat vegetasi sebagian ada yang menguap
lagi atau mengalami evaporasi ada juga yang kemudian jatuh ke permukaan tanah
(through fall). Air hasil through fall ini mengalir di permukaan dan berkumpul
di suatu tempat menjadi suatu run off seperti sungai, danau, dan bendungan
apabila kapasitas lengas tanah sudah maksimal yaitu tidak dapat menyerap air
lagi. Dalam lengas tanah, ada zona aerasi yaitu zona transisi dimana air
didistribusikan ke bawah (infiltrasi) atau keatas (air kapiler). Semakin besar
infiltrasi, tanah akan semakin lembab dan setiap tanah memiliki perbedaan
kapasitas penyimpanan dan pori-pori tanah yang berbeda-beda. Vegetasi mengalami
fotosintesis pada saat siang hari dan mengalami transpirasi. Peristiwa
berkumpulnya uap air di udara dari hasil evaporasi dan transpirasi disebut
evapotranspirasi. Evapotranspirasi dikontrol oleh kondisi atmosfer di muka
bumi. Evaporasi membutuhan perbedaan tekanan di udara. Potensi evapotranspirasi
adalah kemampuan atmosfer memindahkan air dari permukaan ke udara, dengan
asumsi tidak ada batasan kapasitas.
Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap
air (vaporisasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan
dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi
pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai, lahan pertanian, tanah,
maupun dari vegetasi yang basah. Pengukuran evaporasi dilakukan dengan mengukur
hilangnya air dari suatu system secra langsung, yang dinyatakan dalam volume
atau jeluk (depth). Sumber energy dalam proses evaporasi berasal dari radiasi
surya , panas (heat) yang dibawa oleh angin ke suatu wilayah, panas yang
tersimpan dalam massa tanah atau lahan, panas yang tersimpan dalam air.
Transpirasi adalah vaporasi di dalam jaringan tanaman
dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanah ke atmosfer
(vapor removal).
Evapotranspirasi (ET) adalah kombinasi proses
kehilangan air dari suatu lahan bertanam melalui evaporasi dan transpirasi. Ada
beberapa jenis evaporasi yaitu evaporasi potensial (ETp), evaporasi standar
(ETo), evaporasi tanaman (Etc), evaporasi aktual ( ETa). Nilai evapotranspirasi
dapat dicari dengan beberapa metode yaitu Thornthwaite, Blainey-Criddle,
Penman, Penman-Monteith. Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam
kajian-kajian hidrometeorologi.. Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan
bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi
(penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut transpirasi.
Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana pertumbuhan jagung setelah 3 minggu?
- Berapa selisih berat pot pertama dan berat pot kedua?
- Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kedua perlakuan pada tanaman jagung tersebut?
1.3 Tujuan
- Mampu menyebutkan berbagai faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi
- Mampu menduga nilai evapotranspirasi dengan metode Penanaman dan Thornthwaite
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian evaporasi dan transpirasi
Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan
eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan
terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam
pori-pori tanah (Hakim dkk, 1986 : 54).
·
Transpirasi
Transpirasi
pada dasarnya merupakan proses dimana air menguap dari tanaman melalui daun ke
atmosfer. Sistem perakaran tanaman mengadopsi air dalam jumlah yang
berbeda-beda dan ditransmisikan melalui tumbuhan dan melalui mulut daun
(Salisbury,dan Ross.1995 : 165).
Air bersama beberapa nutrisi lain diserap oleh akardan
ditransportasikan ke seluruh tanaman. Proses penguapan terjadi dalam daun, yang
disebut ruang intercellular, dan pertukaran uap ke atmossfir dikontrol
oleh celah stomata (stomatal aperture). Hampir semua air yang diserap
oleh akar keluar melalui proses transpirasi dan hanya sebahagian kecil saja
yang digunakan dalam tanaman.( Kimball.1994 : 82).
Air yang masuk ke dalam tanah sebahagian dimanfaatkan
tanaman untuk membentuk bahan organik dalam proses fotosintesa, sebagian
diluapkan melalui proses transpirasi.
Air yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah sebelum diserap
oleh tanaman, atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian menguap dari
permukaan tanah, dapat juga terus bergerak sebagai air perkolasi yang tidak
dapat dimanfaatkan tanaman (Pairunan dkk, 1985).
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut
unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi
gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk
pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses
transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi
dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel
tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman
menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa
pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan
turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Asdak, 1995 : 44).
Transpirasi seperti evaporasi langsung tergantung pada
suplai energi, tekan uap air dan angin. Kandungan lengas tanah dan kemampuan
tanah melewatkan air ke akar juga menentukan laju transpirasi, termasuk
genangan air dan salinitas air tanah. Laju transprasi juga dipengaruhi oleh
karakteristik tanaman, aspek lingkungan dan praktek pengolahan dan pengelolaan
lahan. Perbedaan jenis tanaman akan memberikan laju transpirasi yang berbeda.
Bukan hanya tipe tanaman saja, tetapi juga pertumbuhan tanaman, lingkungan dan
manajemen harus dipertimbangkan dalam penentuan transpirasi. (Pandey dan Sinha. 1983 : 221).
·
Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air,
tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk berlangsungnnya
evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air. Proses-proses fisika yang menyertai
berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses
evaporasi tersebut diatas. Oleh
karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada
kedua proses alamiah tersebut. Faktor-faktor
yang berpengaruh antara lain cahaya
matahari, suhu udara, dan kapasitas
kadar air dalam udara. Proses evaporasi
yang disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia (Asdak, 1995 :
48).
Karena transpirasi adalah proses evaporasi air dari
permukaan tumbuhan, maka faktor-faktor iklim yang mempengaruhi evaporasi secara
umum juga berpengaruh terhadap transpirasi. Kenyataan di lapangan kedua proses,
evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi dari tumbuhan sulit dipisahkan,
sehingga keduanya disebut evaporatranspirasi (Hakim dkk, 1986 : 61).
- Pengertian Evapotranspirasi
Evapotranspirasi
adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah
proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air (abiotik),
sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari tanaman (boitik) akibat
proses respirasi dan fotosistesis. Kombinasi dua proses yang saling terpisah
dimana kehilangan air dari permukaan tanah melalui proses evaporasi dan
kehilangan air dari tanaman melalui proses transpirasi disebut sebagai
evapotranspirasi (ET). (Todd, 1983:
77),
Proses hilangnya air akibat evapotranspirasi merupakan
salah satu komponen penting dalam hidrologi karena proses tersebut dapat
mengurangi simpanan air dalam badab-badan air, tanah, dan tanaman. Untuk
kepentingan sumber daya air, data ini untuk menghitung kesetimbangan air dan
lebih khusus untuk keperluan penentuan kebutuhan air bagi tanaman (pertanian)
dalam periode pertumbuhan atau periode produksi. Oleh karena itu data
evapotranspirasi sangat dibutuhkan untuk tujuan irigasi atau pemberian air, perencanaan
irigasi atau untuk konservasi air. (Kodoatie, dan Roestam, 2005 :33).
Evapotranspirasi adalah penguapan total baik dari
permukaan air, daratan, maupun dari tumbuh-tumbuhan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi evapotranspirasi ini antara lain: suhu udara, kembaban udara,
kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari, ketinggian lokasi proyek, dan
lain sebagainya. Di dalam perencanaan
irigasi, penilaian jumlah air yang dibutuhkan untuk suatu areal tidak
memisahkan antara evaporasi dan transpirasi. Istilah yang digunakan adalah ET,
dan merupakan kombinasi antara evaporasi dan transpirasi. Oleh karena air yang
digunakan oleh tanaman untuk proses metabolisme hanya sedikit atau kurang dari
1%, nilai tersebut diabaikan (Marjuki, 1993: 80).
Kebutuhan air tanaman (crop water requirement)
didefinisikan sebagai banyaknya air yang hilang dari areal pertanaman setiap
satuan luas dan satuan waktu, yang digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan
(transpirasi) dan dievaporasikan dari permukaan tanah dan tanaman. Kebutuhan
air tanaman adalah transporasi. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh kadar
kelembaban tanah, suhu udara, cahaya matahari, dan angin. Evapotranspirasi
dapat ditentukan dengan cara, yaitu (1) menghitung jumlah air yang hilang dari
tanah dalam jangka waktu tertentu, (2) menggunakan factor-faktor iklim yang
mempengaruhi evapotranspirasi, (3) menggunakan Iysimeter (Jumin, 2002 : 67).
Evapotranspirasi ialah gabungan penguapan oleh semua
permukaan dan transpirasi tumbuhan penguapan oleh tumbuhan dapat berupa
penguapan biasa secara fisika (evaporasi). Kalau penguapan tersebut berasal
dari air yang melengket pada organ tumbuhan dan dapat pula berupa transpirasi,
kalau berasal dari proses fisiologis. Penyediaan energi luar untuk evaporasi
permukaan organ-organ yang prinsipnya oleh perubahan energi radiasi menjadi
energi panas, jenis vegetasi alam, dan keadaan tanah (Ismail, 1989 : 69).
Kebutuhan
air tanaman merupakan jumlah air
yang dibutuhkan tanaman untuk
tumbuh optimal yang dapat pula diartikan sebagai jumlah air yang
digunakan untuk memenuhi
proses evapotranspirasi tanaman.
(Asriasuri,1998 : 5).
Evapotranspirasi
meningkat dengan semakin halus
ukuran agregat tanah.Pemisahan
pengukuran evaporasi dan transpirasi dapat
menentukan hubungan antara serapan air tanaman dengan parameter tumbuh
tanaman yang diamati (Hasanah,2010 : 12 ).
Hasil penelitian percobaan I
menunjukkan lengas tanah tersedia dan laju evapotranspirasi sangat
dipengaruhi oleh interval waktu penyiraman, makin lama interval penyiraman
makin rendah lengas tersedia bagi
tanaman dan menurunkan laju evapotranspirasi, tetapi v arietas tidak berpengaruh terhadap
ketersediaan lengas tanah (Edy,2012 : 247).
2.2 Jenis
– Jenis Evapotranspirasi
1. Evapotranspirasi
potensial
Evapotranspirasi potensial adalah yang mungkin terjadi pada
kondisi air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang mempengaruhi
evapotranspirasi potensial adalah tersedianya air yang cukup banyak.
2. Evapotranspirasi
Aktual
Jika dalam evapotranspirasi potensial air yang tersedia dari
yang diperlukan oleh tanaman selama proses transpirasi berlebihan, maka dalam
evapotranspirasi aktual ini jumlah air tidak berlebihan atau terbatas. Jadi
evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air
yang tersedia terbatas. Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi
permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan hijau (exposed surface) pada musim
kemarau. Besarnya exposed surface (m) untuk tiap daerah berbeda – beda.
3. Evaporasi
standar (ETo)
ETO adalah evaporasi pada suatu permukaan standar yang dapat
diperoleh dari lahan dengan lahan tajuk penuh oleh rerumputan hijau yang
ditanam pada lahan subur berkadar air tanah cukup tinggi antara 8-15 cm.
4. Evapotranspirasi
tanaman (ETc)
ETC pada kondisi
standar adalah ET dari suatu lahan luas dengan tanaman sehat berkecukupan hara
dan bebas hama penyakit, yang ditanam pada kondisi air tanah optimum dan
mencapai produksi penuh di bawah keadaan suatu iklm tertentu. Nilai ETc
berubah-ubah menurut umur atau fase perkembangan tanaman (Harjowigeno.
1985 : 73).
2.3
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Evapotranspirasi
Evapotranspirasi
ditentukan oleh banyak faktor yakni:
a. Radiasi
surya (Rd): Komponen sumber energi dalam memanaskan badan-badan air, tanah dan
tanaman. Radiasi potensial sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi,
b. Kecepatan angin (v): Angin merupakan faktor yang
menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke atmosfir, sehingga
proses penguapan dapat berlangsung terus sebelum terjadinya keejenuhan
kandungan uap di udara,
c.
Kelembaban
relatif (RH): Parameter iklim ini memegang peranan karena udara memiliki
kemampuan untuk menyerap air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan
tekanan udara atmosfit
d.
Temperatur (T):
Suhu merupakan komponen tak terpisah dari RH dan Radiasi. Suhu ini dapat berupa
suhu badan air, tanah, dan tanaman ataupun juga suhu atmosfir.
Ada 3 faktor yang
mendukung kecepatan evapotranspirasi yaitu:
(1) faktor iklim mikro, mencakup radiasi
netto, suhu, kelembaban dan angin,
(2) faktor tanaman,
mencakup jenis tanaman, jumlah daun derajat
penutupannya, struktur tanaman, stadia perkembangan sampai masak, keteraturan
dan banyaknya stomata, mekanisme menutup dan membukanya stomata,
(3) faktor tanah, mencakup kondisi tanah, aerasi tanah,
potensial air tanah dan kecepatan air tanah bergerak ke akar tanaman (Linsley
dkk., 1985).
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
No
|
Wadah
|
Berat (gram)
|
Selisih
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||
1
|
I (Tanah)
|
343,4 gram
|
341 gram
|
2,4 gram
|
2
|
II (Tanah+jagung)
|
343,5 gram
|
348 gram
|
-4,5 gram
|
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan
melakukan percobaan mengenai evapo-transpirasi. Percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari evapo-transpirasi.
Evapo-transpirasi adalah kombinasi
proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan
transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air
(vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari
permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal) atau Evaporasi
adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan menjadi molekul
uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas. Transpirasi adalah
vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut
dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada
transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan
selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hampir semua air
yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya
sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman.
Langkah awal yang dilakukan adalah
menimbang tanah seberat 300 gram sebanyak 2 kali untuk dimasukkan pada dua gelas plastik atau
gelas aqua dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan berat dari tanah yang
dimasukkan pada masing gelas plastic adalah 300 gram, di mana pada gelas
plastik yang satu diisi dengan tanah tanpa vegetasi dan gelas plastik satunya
diisi dengan tanah bervegetasi yaitu 2 jagung. Setelah satu minggu, tanaman
jagung yang mempunyai pertumbuhan terbaik dipelihara sampai keesokan harinya
sewaktu praktikum sedangkan yang kurang baik pertumbuhannya dibuang. Pada hari
praktikum masing – masing gelas plastik disiram dengan 20 ml air . Setelah
penyiraman tersebut, gelas plastik ditimbang. Pada gelas plastik berisi tanah
non – vegetasi mempunyai berat 343,4 gram, sedangkan pada gelas plastik berisi
tanah bervegetasi mempunyai berat 343,5 gram. Perbedaan berat pada kedua gelas
plastik tersebut disebabkan oleh ada tidaknya vegetasi yang terdapat di
dalamnya. Di mana pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi mempunyai berat
lebih besar dari gelas plastik berisi tanah non – vegetasi.
Selanjutnya
kedua gelas plastik tersebut diletakkan pada tempat yang terpapar sinar
matahari. Setelah 30 menit kemudian, kedua gelas plastik kembali ditimbang.
Pada gelas plastik berisi tanah non – vegetasi mempunyai berat 341 gram,
sedangkan pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi mempunyai berat 348 gram.
Dari data tersebut dapat diketahui selisih berat yang menandakan terjadinya
penguapan air. Pada gelas pertama yang tanpa vegetasi terjadi penurunan berat
sebanyak 2,4 gram. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa ketika tanah terpapar sinar matahari, maka
tanah akan mengalami penguapan. Menurunnya berat pada gelas plastik tersebut
disebabkan adanya proses evaporasi, yaitu hilangnya air berupa uap air yang
terjadi akibat penguapan oleh tanah. Pada gelas kedua yang dengan vegetasi
terjadi kenaikan berat sebesar 4,5 gram. Hal
ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa seharusnya ketika tanah
maupun tumbuhan terpapar sinar matahari, maka tanah maupun tumbuhan akan
terjadi penguapan. Pada dasarnya
seharusnya pada gelas kedua yang berisi tanah dan jagung mengalami penurunan
berat yang disebabkan adanya proses evapotranspirasi, yaitu hilangnya air
berupa uap air yang terjadi akibat penguapan oleh tanah dan aktivitas tumbuhan
( transpirasi ) bukan kenaikan berat.
Ketidaksesuaian ini dikarenakan kurang telitinya praktikan sewaktu penimbangan
baik penimbangan saat sebelum ditaruh ditempat yang terpapar sinar matahari
maupun sesudah ditaruh ditempat yang terpapar sinar matahari.
Selain itu
pada perlakuan ini seharusnya berat pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi
mempunyai berat lebih kecil daripada berat gelas plastik berisi tanah non –
vegetasi setelah terpapar sinar matahari. Karena pada gelas plastik berisi
tanah bervegetasi terjadi kehilangan air yang disebabkan oleh penguapan oleh
tanah dan tumbuhan itu sendiri, sedangkan pada gelas plastik berisi tanah non –
vegetasi hanya terjadi penguapan oleh tanah. Sehingga air yang dikeluarkan
berupa uap air lebih banyak pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi. Namun,
pada kelompok kami pada gelas plastik yang berisi tanah dan vegetasi lebih
berat daripada gelas plastic yang hanya berisi tanah tanpa vegetasi. Hal ini
dapat disebabkan kurang telitinya praktikan dalam melakukan praktikum sewaktu
proses penimbangan.
Perbedaan
antara transpirasi dengan evaporasi adalah :
ü Pada
tranpirasi
1). proses fisiologis atau fisika yang
termodifikasi
2.)
diatur bukaan stomata
3.)
diatur beberapa macam tekanan
4.)
terjadi di jaringan hidup
5.)
permukaan sel basah,
ü Pada
evaporasi
1.)
proses fisika murni
2.) tidak diatur bukaan stomata
3.) tidak diatur oleh tekanan
4.) tidak terbatas pada jaringan hidup
5.) permukaan yang menjalankannya menjadi kering.
Sebagian besar air yang diserap tanaman ditranspirasikan.
Terjadinya proses evapo-tranpirasi
dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
evapo-trasnpirasi adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan
air
Evaporasi tanah : air dievaporasikan pada permukaan tanah pada
laju yang sama dengan permukaan air bebas selama tanah basah dan tidak dinaungi
tanaman. Air tanah untuk tanaman: kontribusi evaporasi tanah terhadap total
evapotranspirasi menurun sejalan dengan meningkatnya penutupan tanaman.
2. Faktor
tanaman
Tahanan dalam tanaman : diatur oleh
tahanan stomata dan tahanan stomata dipengaruhi oleh suhu daun, cahaya,potensi
air dan perbedaan tekanan uap.
Ø Pengaruh
penutupan tanaman:
-
tanaman yang ditanam dalam barisan biasanya tidak menutupi permukaan tanah
sepenuhnya
-
Sebelum tanaman menutup permukaan tanah sepenuhnya, arah barisan tanaman dapat
mempengaruhi evapotranspirasi
-
Banyaknya bagian permukaan tanah yang tertutup tanaman menentukan perbandingan
antara evaporasi langsung dari tanah dan transpirasi dari tanaman
Ø Pengaruh
tinggi tanaman: makin tinggi tanaman makin kuat pengaruh angin yang memberikan
energi bagi tarikan air.
Ø Pengaruh
morfologi tanaman:
ü Jenis
daun : daun lebar lebih banyak mentranspirasikan air daripada daun jarum
ü Ukuran
daun: daun yang lebih lebar lebih banyak mentranspirasikan air daripada
daun berukuran sempit
ü Daun
dapat juga dilapisi dengan lilin, bulu halus, duri
ü Daun
memiliki berbagai warna
3. Kondisi
meteorologis
Kondisi cuaca sangat menentukan laju
evapotranspirasi dan sebaliknya evapotranspirasi mempengaruhi iklim. Jumlah
terbesar dari energi yang digunakan pada evapotranspirasi disediakan hamper
seluruhnya dari dua sumber: energi radiasi atau sinar matahari dan energi dari
udara yang lebih panas daripada permukaan tanaman.
Radiasi atau sinar matahari neto
adalah sumber energi utama untuk evapotranspirasi, karena itu radiasi netto
berbanding lurus dengan laju evapotranspirasi. Adveksi panas terasa adalah
perpindahan energy dalam arah horizontal. Waktu tanah basah hamper semua energi
dari radiasi neto digunakan untuk panas laten, jika tanah menjadi kering hanya
sedikit radiasi netto untuk panas laten, mulailah terbentuk panas terasa. Jika
panas terasa ini bertiup diatas permukaan basah maka akan terjadi
evapotranspirasi.
Angin memindahkan uap air ke udara
yang lebih kering sehingga laju penguapan menjadi cepat. Angin juga menjadi
alat memindahkan panas terasa dari daerah kering ke daerah lembab/basah.
Kelembaban udara. Kalau udara jenuh (penuhuap) evaporasi tidak akan terjadi.
Laju evaporasi akan meningkat jika ada perbedaan kelembaban yang besar antara
permukaan tanaman dan udara.
Suhu udara. Makin tinggi suhu (baik
udara maupun permukaan tanaman) makin tinggi juga laju evaporasi.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Evapo-transpirasi
adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui
evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi
uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan
dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal) atau Evaporasi
adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan menjadi molekul
uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas. Transpirasi adalah
vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut
dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada gelas
plastic pertama didapatkan selisih berat 2,4 gram yang merupakan jumlah air
yang hilang melalui transpirasi, dan pada gelas plastic kedua didapatkan
selisih -4,5 gram yang merupakan jumlah air yang hilang melaui
evapo-transpirasi.
5.2 Saran
Pada praktikum sudah
baik pelaksanaannya, namun dalam penjelasan metode praktikum terkadang masih
membingungkan. Hendaknya lebih jelas lagi dalam menjelaskan metode praktikum
agar hasil yang didapatkan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Asriasuri , Herlika dan
Pandjaitan, Nora H. Kebutuhan Air Tanaman Tebu Dan Hubungannya Dengan Cara
Pemberian Air Secara Curah Dan Tetes. Vol. 12, No.1, April 1998.
Edy.2012.Pengaruh
Pengelolaan Air, Pemupukan Kalium Dan Pola Pertanaman Terhadap Hasil Jagung Dan
Kacang Hijau Di Lahan Kering. Disertasi 26 november 2012.
Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung:
Universitas Lampung.
Harjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik
Persindo.
Hasanah, Uswah ,
Ardiyansyah, dan Rosidi, Ayip. Pertumbuhan
Awal Dan Evapotranspirasi Aktual Tanaman
Tomat (Lycopersicum esculentum mill)
Pada Berbagai Ukuran Agregat Inceptisols. J. Agroland 17 (1) : 11 - 17, Maret 2010
Ismail,
Gazali. 1989. Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian. Padang: Angkasa
Raya.
Jumin,
Hasan Basri. 2002. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Kimball.1994. Biologi
Jilid 2. Jakarta.: Erlangga.
Kodoatie, R.J. dan Roestam Sjarief. (2005). Pengelolaan Sumber
Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Andi.
Linsley Ray K., Joseph B. Franzini. 1985.Teknik
Sumber Daya Air. Jakarta : Eralanga.
Marjuki,
Asnawi. (1993). Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.
Pairunan. A. K. dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Ujung Pandang: BKPT INTIM.
Pandey, S. N. dan B. K. Sinha. 1983. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan dari
Plant physiologi 3 thedition.
Oleh Agustinus ngatijo. Yogyakarta.
Salisbury,B.Frank and Cleon W Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung :
ITB Press.
Todd,
(1983), Introduction to Hydrology. Mc Graw Hill. USA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar