Minggu, 08 Juni 2014

EVAPOTRANSPIRASI




MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN
EVAPOTRANSPIRASI




OLEH
KELOMPOK 5

Fenti ria                             (110210103009)
Meilnda ratna D.P            (110210103026)
Umi Fadilah                       (110210103034)
Moh.Aflah Arrajbi           (110210103072)
Titin Dwi H                        (110210103081)


           




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013




BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pada saat air hujan jatuh ke bumi,sebagian air jatuh langsung ke permukaan bumi dan ada juga yang terhambat oleh vegetasi (Intersepsi). Intersepsi memiliki 3 macam, yaitu interception loss, through fall, dan stem flow. Interception loss adalah air yang jatuh ke vegetasi tetapi belum sampai mencapi tanah sudah menguap. Through fall adalah air hujan yang tidak langsung jatuh ke bumi, tetapi terhambat oleh dedaunan terlebih dahulu. Stem flow adalah air hujan yang jatuh ke vegetasi dan mengalir melalui batang vegetasi tersebut. Air hujan yang terhambat vegetasi sebagian ada yang menguap lagi atau mengalami evaporasi ada juga yang kemudian jatuh ke permukaan tanah (through fall). Air hasil through fall ini mengalir di permukaan dan berkumpul di suatu tempat menjadi suatu run off seperti sungai, danau, dan bendungan apabila kapasitas lengas tanah sudah maksimal yaitu tidak dapat menyerap air lagi. Dalam lengas tanah, ada zona aerasi yaitu zona transisi dimana air didistribusikan ke bawah (infiltrasi) atau keatas (air kapiler). Semakin besar infiltrasi, tanah akan semakin lembab dan setiap tanah memiliki perbedaan kapasitas penyimpanan dan pori-pori tanah yang berbeda-beda. Vegetasi mengalami fotosintesis pada saat siang hari dan mengalami transpirasi. Peristiwa berkumpulnya uap air di udara dari hasil evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi. Evapotranspirasi dikontrol oleh kondisi atmosfer di muka bumi. Evaporasi membutuhan perbedaan tekanan di udara. Potensi evapotranspirasi adalah kemampuan atmosfer memindahkan air dari permukaan ke udara, dengan asumsi tidak ada batasan kapasitas.
Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporisasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai, lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Pengukuran evaporasi dilakukan dengan mengukur hilangnya air dari suatu system secra langsung, yang dinyatakan dalam volume atau jeluk (depth). Sumber energy dalam proses evaporasi berasal dari radiasi surya , panas (heat) yang dibawa oleh angin ke suatu wilayah, panas yang tersimpan dalam massa tanah atau lahan, panas yang tersimpan dalam air.
Transpirasi adalah vaporasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanah ke atmosfer (vapor removal).
Evapotranspirasi (ET) adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanam melalui evaporasi dan transpirasi. Ada beberapa jenis evaporasi yaitu evaporasi potensial (ETp), evaporasi standar (ETo), evaporasi tanaman (Etc), evaporasi aktual ( ETa). Nilai evapotranspirasi dapat dicari dengan beberapa metode yaitu Thornthwaite, Blainey-Criddle, Penman, Penman-Monteith. Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeorologi.. Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi.
1.2 Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pertumbuhan jagung setelah 3 minggu?
  2. Berapa selisih berat pot pertama dan berat pot kedua?
  3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kedua perlakuan pada tanaman jagung tersebut?
1.3 Tujuan
  • Mampu menyebutkan berbagai faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi
  • Mampu menduga nilai evapotranspirasi dengan metode Penanaman dan Thornthwaite




  


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian evaporasi dan transpirasi
Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori tanah (Hakim dkk, 1986 : 54).
·         Transpirasi
Transpirasi pada dasarnya merupakan proses dimana air menguap dari tanaman melalui daun ke atmosfer. Sistem perakaran tanaman mengadopsi air dalam jumlah yang berbeda-beda dan ditransmisikan melalui tumbuhan dan melalui mulut daun (Salisbury,dan  Ross.1995 : 165).
Air bersama beberapa nutrisi lain diserap oleh akardan ditransportasikan ke seluruh tanaman. Proses penguapan terjadi dalam daun, yang disebut ruang intercellular, dan pertukaran uap ke atmossfir dikontrol oleh celah stomata (stomatal aperture). Hampir semua air yang diserap oleh akar keluar melalui proses transpirasi dan hanya sebahagian kecil saja yang digunakan dalam tanaman.( Kimball.1994 : 82).
Air yang masuk ke dalam tanah sebahagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan organik dalam proses fotosintesa, sebagian diluapkan melalui proses transpirasi.  Air yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian menguap dari permukaan tanah, dapat juga terus bergerak sebagai air perkolasi yang tidak dapat dimanfaatkan tanaman (Pairunan dkk, 1985). 
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Asdak, 1995 : 44).
Transpirasi seperti evaporasi langsung tergantung pada suplai energi, tekan uap air dan angin. Kandungan lengas tanah dan kemampuan tanah melewatkan air ke akar juga menentukan laju transpirasi, termasuk genangan air dan salinitas air tanah. Laju transprasi juga dipengaruhi oleh karakteristik tanaman, aspek lingkungan dan praktek pengolahan dan pengelolaan lahan. Perbedaan jenis tanaman akan memberikan laju transpirasi yang berbeda. Bukan hanya tipe tanaman saja, tetapi juga pertumbuhan tanaman, lingkungan dan manajemen harus dipertimbangkan dalam penentuan transpirasi. (Pandey dan Sinha. 1983 : 221).
·         Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika.  Dua unsur utama untuk berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air.  Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut diatas.  Oleh karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut.  Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain  cahaya matahari, suhu udara,  dan kapasitas kadar air dalam udara.  Proses evaporasi yang disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia (Asdak, 1995 : 48).
Karena transpirasi adalah proses evaporasi air dari permukaan tumbuhan, maka faktor-faktor iklim yang mempengaruhi evaporasi secara umum juga berpengaruh terhadap transpirasi. Kenyataan di lapangan kedua proses, evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi dari tumbuhan sulit dipisahkan, sehingga keduanya disebut evaporatranspirasi (Hakim dkk, 1986 : 61).
  1. Pengertian Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses keluarnya air dari tanaman (boitik) akibat proses respirasi dan fotosistesis. Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari permukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman melalui proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET). (Todd, 1983: 77),
Proses hilangnya air akibat evapotranspirasi merupakan salah satu komponen penting dalam hidrologi karena proses tersebut dapat mengurangi simpanan air dalam badab-badan air, tanah, dan tanaman. Untuk kepentingan sumber daya air, data ini untuk menghitung kesetimbangan air dan lebih khusus untuk keperluan penentuan kebutuhan air bagi tanaman (pertanian) dalam periode pertumbuhan atau periode produksi. Oleh karena itu data evapotranspirasi sangat dibutuhkan untuk tujuan irigasi atau pemberian air, perencanaan irigasi atau untuk konservasi air. (Kodoatie, dan Roestam, 2005 :33).
Evapotranspirasi adalah penguapan total baik dari permukaan air, daratan, maupun dari tumbuh-tumbuhan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi evapotranspirasi ini antara lain: suhu udara, kembaban udara, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari, ketinggian lokasi proyek, dan lain sebagainya. Di dalam perencanaan  irigasi, penilaian jumlah air yang dibutuhkan untuk suatu areal tidak memisahkan antara evaporasi dan transpirasi. Istilah yang digunakan adalah ET, dan merupakan kombinasi antara evaporasi dan transpirasi. Oleh karena air yang digunakan oleh tanaman untuk proses metabolisme hanya sedikit atau kurang dari 1%, nilai tersebut diabaikan (Marjuki, 1993: 80).
Kebutuhan air tanaman (crop water requirement) didefinisikan sebagai banyaknya air yang hilang dari areal pertanaman setiap satuan luas dan satuan waktu, yang digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan (transpirasi) dan dievaporasikan dari permukaan tanah dan tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah transporasi. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh kadar kelembaban tanah, suhu udara, cahaya matahari, dan angin. Evapotranspirasi dapat ditentukan dengan cara, yaitu (1) menghitung jumlah air yang hilang dari tanah dalam jangka waktu tertentu, (2) menggunakan factor-faktor iklim yang mempengaruhi evapotranspirasi, (3) menggunakan Iysimeter (Jumin, 2002 : 67).
Evapotranspirasi ialah gabungan penguapan oleh semua permukaan dan transpirasi tumbuhan penguapan oleh tumbuhan dapat berupa penguapan biasa secara fisika (evaporasi). Kalau penguapan tersebut berasal dari air yang melengket pada organ tumbuhan dan dapat pula berupa transpirasi, kalau berasal dari proses fisiologis. Penyediaan energi luar untuk evaporasi permukaan organ-organ yang prinsipnya oleh perubahan energi radiasi menjadi energi panas, jenis vegetasi alam, dan keadaan tanah (Ismail, 1989 : 69).
Kebutuhan  air  tanaman merupakan jumlah air yang dibutuhkan  tanaman  untuk  tumbuh optimal yang dapat pula diartikan sebagai jumlah air yang digunakan  untuk  memenuhi  proses evapotranspirasi tanaman.
(Asriasuri,1998 : 5).
Evapotranspirasi  meningkat  dengan semakin halus ukuran agregat tanah.Pemisahan  pengukuran  evaporasi  dan transpirasi  dapat  menentukan  hubungan antara  serapan air tanaman dengan parameter tumbuh tanaman yang diamati (Hasanah,2010 : 12 ).
Hasil penelitian percobaan I  menunjukkan lengas tanah tersedia dan laju evapotranspirasi sangat dipengaruhi oleh interval waktu penyiraman, makin lama interval penyiraman makin rendah lengas tersedia  bagi tanaman dan menurunkan laju evapotranspirasi, tetapi  v arietas tidak berpengaruh terhadap ketersediaan lengas tanah (Edy,2012 : 247).
2.2  Jenis – Jenis Evapotranspirasi
1.      Evapotranspirasi potensial
Evapotranspirasi potensial adalah yang mungkin terjadi pada kondisi air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang mempengaruhi evapotranspirasi potensial adalah tersedianya air yang cukup banyak.
2.      Evapotranspirasi Aktual
Jika dalam evapotranspirasi potensial air yang tersedia dari yang diperlukan oleh tanaman selama proses transpirasi berlebihan, maka dalam evapotranspirasi aktual ini jumlah air tidak berlebihan atau terbatas. Jadi evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air yang tersedia terbatas. Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan hijau (exposed surface) pada musim kemarau. Besarnya exposed surface (m) untuk tiap daerah berbeda – beda.
3.      Evaporasi standar (ETo)
ETO adalah evaporasi pada suatu permukaan standar yang dapat diperoleh dari lahan dengan lahan tajuk penuh oleh rerumputan hijau yang ditanam pada lahan subur berkadar air tanah cukup tinggi antara 8-15 cm.
4.      Evapotranspirasi tanaman (ETc)
ETC  pada kondisi standar adalah ET dari suatu lahan luas dengan tanaman sehat berkecukupan hara dan bebas hama penyakit, yang ditanam pada kondisi air tanah optimum dan mencapai produksi penuh di bawah keadaan suatu iklm tertentu. Nilai ETc berubah-ubah menurut umur atau fase perkembangan tanaman (Harjowigeno. 1985 : 73).
2.3  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi  Evapotranspirasi
Evapotranspirasi ditentukan oleh banyak faktor yakni:
a.       Radiasi surya (Rd): Komponen sumber energi dalam memanaskan badan-badan air, tanah dan tanaman. Radiasi potensial sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi,
b.      Kecepatan angin (v): Angin merupakan faktor yang menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke atmosfir, sehingga proses penguapan dapat berlangsung terus sebelum terjadinya keejenuhan kandungan uap di udara,
c.       Kelembaban relatif (RH): Parameter iklim ini memegang peranan karena udara memiliki kemampuan untuk menyerap air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan tekanan udara atmosfit
d.          Temperatur (T): Suhu merupakan komponen tak terpisah dari RH dan Radiasi. Suhu ini dapat berupa suhu badan air, tanah, dan tanaman ataupun juga suhu atmosfir.
Ada 3 faktor yang mendukung kecepatan evapotranspirasi yaitu:
 (1) faktor iklim mikro, mencakup radiasi netto, suhu, kelembaban dan angin,
 (2) faktor tanaman, mencakup jenis tanaman, jumlah daun derajat penutupannya, struktur tanaman, stadia perkembangan sampai masak, keteraturan dan banyaknya stomata, mekanisme menutup dan membukanya stomata,
(3) faktor tanah, mencakup kondisi tanah, aerasi tanah, potensial air tanah dan kecepatan air tanah bergerak ke akar tanaman (Linsley dkk., 1985).


















































































BAB IV
HASIL PENGAMATAN


No
Wadah
Berat (gram)
Selisih
Sebelum
Sesudah
1
I (Tanah)
343,4 gram
341 gram
2,4 gram
2
II (Tanah+jagung)
343,5 gram
348 gram
-4,5 gram
























BAB V
PEMBAHASAN

            Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan mengenai evapo-transpirasi. Percobaan ini  bertujuan untuk mempelajari evapo-transpirasi.
            Evapo-transpirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal) atau Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan menjadi molekul uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hampir semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman.
            Langkah awal yang dilakukan adalah menimbang tanah seberat 300 gram sebanyak 2 kali  untuk dimasukkan pada dua gelas plastik atau gelas aqua dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan berat dari tanah yang dimasukkan pada masing gelas plastic adalah 300 gram, di mana pada gelas plastik yang satu diisi dengan tanah tanpa vegetasi dan gelas plastik satunya diisi dengan tanah bervegetasi yaitu 2 jagung. Setelah satu minggu, tanaman jagung yang mempunyai pertumbuhan terbaik dipelihara sampai keesokan harinya sewaktu praktikum sedangkan yang kurang baik pertumbuhannya dibuang. Pada hari praktikum masing – masing gelas plastik disiram dengan 20 ml air . Setelah penyiraman tersebut, gelas plastik ditimbang. Pada gelas plastik berisi tanah non – vegetasi mempunyai berat 343,4 gram, sedangkan pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi mempunyai berat 343,5 gram. Perbedaan berat pada kedua gelas plastik tersebut disebabkan oleh ada tidaknya vegetasi yang terdapat di dalamnya. Di mana pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi mempunyai berat lebih besar dari gelas plastik berisi tanah non – vegetasi.
            Selanjutnya kedua gelas plastik tersebut diletakkan pada tempat yang terpapar sinar matahari. Setelah 30 menit kemudian, kedua gelas plastik kembali ditimbang. Pada gelas plastik berisi tanah non – vegetasi mempunyai berat 341 gram, sedangkan pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi mempunyai berat 348 gram. Dari data tersebut dapat diketahui selisih berat yang menandakan terjadinya penguapan air. Pada gelas pertama yang tanpa vegetasi terjadi penurunan berat sebanyak 2,4 gram. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ketika tanah terpapar sinar matahari, maka tanah akan mengalami penguapan. Menurunnya berat pada gelas plastik tersebut disebabkan adanya proses evaporasi, yaitu hilangnya air berupa uap air yang terjadi akibat penguapan oleh tanah. Pada gelas kedua yang dengan vegetasi terjadi kenaikan berat sebesar 4,5 gram. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa seharusnya ketika tanah maupun tumbuhan terpapar sinar matahari, maka tanah maupun tumbuhan akan terjadi penguapan. Pada dasarnya seharusnya pada gelas kedua yang berisi tanah dan jagung mengalami penurunan berat yang disebabkan adanya proses evapotranspirasi, yaitu hilangnya air berupa uap air yang terjadi akibat penguapan oleh tanah dan aktivitas tumbuhan ( transpirasi ) bukan kenaikan berat. Ketidaksesuaian ini dikarenakan kurang telitinya praktikan sewaktu penimbangan baik penimbangan saat sebelum ditaruh ditempat yang terpapar sinar matahari maupun sesudah ditaruh ditempat yang terpapar sinar matahari.
            Selain itu pada perlakuan ini seharusnya berat pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi mempunyai berat lebih kecil daripada berat gelas plastik berisi tanah non – vegetasi setelah terpapar sinar matahari. Karena pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi terjadi kehilangan air yang disebabkan oleh penguapan oleh tanah dan tumbuhan itu sendiri, sedangkan pada gelas plastik berisi tanah non – vegetasi hanya terjadi penguapan oleh tanah. Sehingga air yang dikeluarkan berupa uap air lebih banyak pada gelas plastik berisi tanah bervegetasi. Namun, pada kelompok kami pada gelas plastik yang berisi tanah dan vegetasi lebih berat daripada gelas plastic yang hanya berisi tanah tanpa vegetasi. Hal ini dapat disebabkan kurang telitinya praktikan dalam melakukan praktikum sewaktu proses penimbangan.
            Perbedaan antara transpirasi dengan evaporasi adalah :
ü  Pada tranpirasi
 1). proses fisiologis atau fisika yang termodifikasi
2.) diatur bukaan stomata
3.) diatur beberapa macam tekanan
4.) terjadi di jaringan hidup
5.) permukaan sel basah,
ü  Pada evaporasi
1.) proses fisika murni
 2.) tidak diatur bukaan stomata
 3.) tidak diatur oleh tekanan
 4.) tidak terbatas pada jaringan hidup
5.)  permukaan yang menjalankannya menjadi kering. Sebagian besar air yang diserap tanaman ditranspirasikan.
            Terjadinya proses evapo-tranpirasi dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor-faktor yang mempengaruhi evapo-trasnpirasi adalah sebagai berikut:
1.      Ketersediaan air
      Evaporasi tanah : air dievaporasikan pada permukaan tanah pada laju yang sama dengan permukaan air bebas selama tanah basah dan tidak dinaungi tanaman. Air tanah untuk tanaman: kontribusi evaporasi tanah terhadap total evapotranspirasi menurun sejalan dengan meningkatnya penutupan tanaman.
2.      Faktor tanaman
      Tahanan dalam tanaman : diatur oleh tahanan stomata dan tahanan stomata dipengaruhi oleh suhu daun, cahaya,potensi air dan perbedaan tekanan uap.
Ø  Pengaruh penutupan tanaman:
- tanaman yang ditanam dalam barisan biasanya tidak menutupi permukaan tanah sepenuhnya
- Sebelum tanaman menutup permukaan tanah sepenuhnya, arah barisan tanaman dapat mempengaruhi evapotranspirasi
- Banyaknya bagian permukaan tanah yang tertutup tanaman menentukan perbandingan antara evaporasi langsung dari tanah dan transpirasi dari tanaman
Ø  Pengaruh tinggi tanaman: makin tinggi tanaman makin kuat pengaruh angin yang memberikan energi bagi tarikan air.
Ø  Pengaruh morfologi tanaman:
ü  Jenis daun : daun lebar lebih banyak mentranspirasikan air daripada daun jarum
ü  Ukuran daun: daun yang lebih lebar lebih banyak mentranspirasikan air daripada daun  berukuran sempit
ü  Daun dapat juga dilapisi dengan lilin, bulu halus, duri
ü  Daun memiliki berbagai warna
3.      Kondisi meteorologis
            Kondisi cuaca sangat menentukan laju evapotranspirasi dan sebaliknya evapotranspirasi mempengaruhi iklim. Jumlah terbesar dari energi yang digunakan pada evapotranspirasi disediakan hamper seluruhnya dari dua sumber: energi radiasi atau sinar matahari dan energi dari udara yang lebih panas daripada permukaan tanaman.
            Radiasi atau sinar matahari neto adalah sumber energi utama untuk evapotranspirasi, karena itu radiasi netto berbanding lurus dengan laju evapotranspirasi. Adveksi panas terasa adalah perpindahan energy dalam arah horizontal. Waktu tanah basah hamper semua energi dari radiasi neto digunakan untuk panas laten, jika tanah menjadi kering hanya sedikit radiasi netto untuk panas laten, mulailah terbentuk panas terasa. Jika panas terasa ini bertiup diatas permukaan basah maka akan terjadi evapotranspirasi.
            Angin memindahkan uap air ke udara yang lebih kering sehingga laju penguapan menjadi cepat. Angin juga menjadi alat memindahkan panas terasa dari daerah kering ke daerah lembab/basah. Kelembaban udara. Kalau udara jenuh (penuhuap) evaporasi tidak akan terjadi. Laju evaporasi akan meningkat jika ada perbedaan kelembaban yang besar antara permukaan tanaman dan udara.
            Suhu udara. Makin tinggi suhu (baik udara maupun permukaan tanaman) makin tinggi juga laju evaporasi.           



BAB VI
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Evapo-transpirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal) atau Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid) dipermukaan menjadi molekul uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan panas. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada gelas plastic pertama didapatkan selisih berat 2,4 gram yang merupakan jumlah air yang hilang melalui transpirasi, dan pada gelas plastic kedua didapatkan selisih -4,5 gram yang merupakan jumlah air yang hilang melaui evapo-transpirasi.
5.2 Saran
            Pada praktikum sudah baik pelaksanaannya, namun dalam penjelasan metode praktikum terkadang masih membingungkan. Hendaknya lebih jelas lagi dalam menjelaskan metode praktikum agar hasil yang didapatkan maksimal.













DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Asriasuri , Herlika dan Pandjaitan, Nora H. Kebutuhan Air Tanaman Tebu Dan Hubungannya Dengan Cara Pemberian Air Secara Curah Dan Tetes. Vol. 12, No.1, April 1998.

Edy.2012.Pengaruh Pengelolaan Air, Pemupukan Kalium Dan Pola Pertanaman Terhadap Hasil Jagung Dan Kacang Hijau Di Lahan Kering. Disertasi 26 november 2012.

Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Harjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Persindo.

Hasanah, Uswah , Ardiyansyah, dan  Rosidi, Ayip. Pertumbuhan Awal Dan Evapotranspirasi  Aktual Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum  mill) Pada Berbagai Ukuran Agregat Inceptisols. J. Agroland 17 (1) : 11 - 17, Maret  2010   

Ismail, Gazali. 1989. Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian. Padang: Angkasa Raya.

Jumin, Hasan Basri. 2002. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT. Rajagrafindo.

Kimball.1994. Biologi Jilid 2. Jakarta.: Erlangga.

Kodoatie, R.J. dan Roestam Sjarief. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Andi.

Linsley Ray K., Joseph B. Franzini. 1985.Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Eralanga.

Marjuki, Asnawi. (1993). Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.

Pairunan. A. K. dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ujung Pandang: BKPT INTIM.

Pandey, S. N. dan B. K. Sinha. 1983. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan dari Plant physiologi 3 thedition. Oleh Agustinus ngatijo. Yogyakarta.

Salisbury,B.Frank and Cleon W Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB Press.

Todd, (1983), Introduction to Hydrology. Mc Graw Hill. USA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar