Makalah Ekologi
Populasi dan Densitas Populasi
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ekologi
tumbuhan
OLEH
KELOMPOK
5
Oktorina
Pranasiwi (110210103012)
Umi Fadilah (110210103034)
Ira
Maya O (110210103034)
Rosidah Umarul U (110210103066)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT, atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Populasi
dan Densitas Populasi” ini
dengan baik.
Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini dan dukungan yang besar kepada kami.
Menyadari atas keterbatasan pengetahuan, sehingga dimungkinkan ada kekeliruan
dan kesalahan yang tidak disengaja dalam Makalah Populasi dan Densitas Populasi.
Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan guna perbaikan dan pengembangan
pembuatan Makalah Populasi dan
Densitas Populasi ini lebih
lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi apa yang diharapkan
bagi pembaca.
Jember, 23 September 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ekologi
merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari tentang hubungan makhluk
hidup dengan habitatnya. Pada dasarnya makhluk hidup bergantung pada makhluk
hidup lainnya ataupun habitatnya sehingga terjadi hubungan timbal balik antara
suatu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya ataupun dengan habitatnya. Populasi itu
sendiri terdiri
dari banyak individu yang tersebar pada rentangan geografis.
Populasi adalah kumpulan organisme dari satu spesies
(jenis) dan biasanya didefinisikan sebagai suatu kumpulan mahluk hidup dengan
berbagai karakter yang sama.
Ekologi populasi perlu dilakukan pembahasan lebih
mendalam terutama pada saat sekarang ini dimana peningkatan jumlah makhluk
hidup yang semakin banyak. Pada subbab populasi juga memiliki parameter populasi yang dapat diukur yaitu
natalitas (angka kelahiran), mortalitas (angka kematian), imigrasi, emigrasi,
predator, parasit, dan faktor lainnya. Dan juga membahas tentang konsep
densitas dan macam-macam densitas.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari populasi dan parameter populasi serta faktor-faktor
yang turut berperan penting memberikan pengaruh pada populasi tersebut.
2.
Untuk mengetahui konsep densitas,
macam-macam densitas, serta faktor-faktor yang mempengaruhi suatu populasi
1.3 Manfaat
Makalah
ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan mengenai populasi dan
densitas itu sendiri, dimana pengetahuan yang didapat kelak dapat digunakan
sebagai dasar dalam kami melakukan proses belajar-mengajar di sekolah.
BAB II
POPULASI DAN DENSITAS POPULASI
2.1 POPULASI
2.1.1 Pengertian Populasi
Populasi
merupakan kelompok organisme atau individu spesies yang sama, yang mendiami
satu tempat tertentu pada satu waktu tertentu. Secara definif populasi dibatasi
ruang dan waktu (limited and defined) sedangkan lingkungan merupakan variabel
fisik dan hayati yang mempengaruhi keberadaan populasi, termasuk interaksi
antara individu di dalam populasi itu sendiri maupun dengan spesies yang
berbeda. Sedangkan untuk deme adalah populasi setempat yang setiap pasangan
(jantan dan betina) memiliki peluang yang sama untuk kawin.
Karakteristik Populasi
:
¨ Dua karakterisitik penting pada populasi manapun adalah
kepadatan dan jarak antar individu.
¨ Kepadatan
adalah jumlah individu per satuan luas daerah atau volume, dan penyebaran
adalah jarak individu.
Metode
penandaan dan penangkapan kembali adalah suatu teknik umum untuk menaksir
ukuran populasi. Pola penyebaran
bervariasi dalam suatu kisaran atau tempat tinggal suatu populasi akibat
munculnya patch- patch pada lingkungan. Penyebaran bisa berkisar mulai dari
terumpun (paling umum), seragam, sampai acak, seperti yang ditentukan oleh
berbagai faktor lingkungan dan sosial
2.1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Populasi
1. Daya Dukung
Dengan adanya berbagai
pembatasan yang ada, kita dapat memperkirakan bahwa lingkungan mempunyai daya
dukung, yaitu jumlah individual spesies yang dapat ditunjang oleh lingkungan.
Daya dukung dapat ditentukan tidak hanya oleh jumlah individu dalam
populasi,tetapi juga oleh ukuran dan laju pertumbuhan individu dalam populasi.
2. Peraturan
Populasi Dependen Densitas.
Dependen densitas adalah jumlah individu per satuan
area tertentu yang keberadaannya dipengaruhi oleh keadaan2 yang
mempengaruhinya.
3. Populasi
Dependen Lebat
Populasi dependen lebat
adalah ukuran populasi yang selalu bertambah seperti yang diramal oleh
kebanyakan model pertumbuhan populasi, populasi ini bergantung pada dependen
densitas yang berubah dalam survival atau laju produksi karena jumlah populasi
menjadi lebih besar. Kita tahu bahwa hukum Yield konstan di mana tumbuhan
bertanggap terhadap kelebatan tidak hanya oleh densitas tetapi juga terhadap
individu. Hal ini lebih akurat untuk mengatakan bahwa populasi tumbuhan lebih
bersifat dependen lebat
daripada dependen densitas.
4. Teori
demografi klasik memakai umur sebagai dasar untuk perkiraan kesuburan dan
survivorship, namun umur tidak dapat menjadi indikator status reproduktif dalam
tumbuhan. Ada 2 alasan pokok untuk ini, yaitu :
·
Ukuran tidak perlu berkolerasi dengan
umur
·
Banyak tumbuhan akan berbunga bila
mereka mencapai ukuran tertentu tanpa memandang umurnya (Haeryn. 2012. [online]).
2.1.3 Parameter Utama Populasi
Setiap populasi makhluk hidup
mengalami proses yang sama. Antara lain dia mengemukakan tingkat fertilitas
suatu organisme mungkin sangat tinggi, tetapi bahaya yang mengancam populasinya
juga besar. Tarumingkeng (1994), Populasi adalah sehimpunan individu atau
kelompok individu dalam satu spesies (atau kelompok lain yang dapat
melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan), dan pada waktu
tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Smith (1990)
mendefinisikan populasi sebagai kelompok organisme spesies yang sama yang
mengalami interbreeding . Krebs (2001) populasi adalah sekelompok organisme
sejenis yang menempati ruang rertentu pada waktu tertentu.
Populasi memiliki karakterisitik
kelompok – statistical measure – yang tidak dapat diterapkan pada individu.
Karakteristik dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah kepadatan (density).
Kepadatan populasi ialah besarnya populasi dalam hubungannya dengan suatu unit
atau satuan ruangan. Perlu diingat bahwa perhitungan jumlah terlalu
mementingkan arti organisme kecil, sedangkan biomassa terlalu membesarkan arti
organisme besar, sedangkan komponen arus energi memberikan indeks yang lebih
baik untuk membandingkan populasi mana saja dalam populasi. Perubahan kepadatan
populasi dipengaruhi oleh empat parameter primer dari populasi yaitu natalitas,
mortalitas, imigrasi dan emigrasi.
Ketika kita menanyakan mengapa
populasi meningkat atau menurun pada spesies tertentu, jawabannya adalah karena
salah satu dari parameter ini berubah. Apabila natalitas dan imigrasi meningkat
dalam populasi sedangkan emigrasi dan mortalitas menurun, maka kepadatan
populasi akan bertambah. Pertambahan jumlah organisme kedalam populasi ini
disebut laju kepadatan yaitu jumlah organisme atau individu yang bertambah ke
dalam populasi per satuan waktu. Jika N merupakan simbol untuk jumlah organisme
dan t merupakan simbol waktu.
Empat parameter populasi yang
mengubah kepadatan populasi adalah natalitas ( telur, biji, produksi spora,
kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi, emigrasi, predator dan parasit.
a. Natalitas
Salah satu faktor utama yang
menyebabkan peningkatan kepadatan populasi adalah natalitas, yaitu produksi
individu-individu baru di dalam populasi melalui kelahiran, haching, germinasi
atau pembelahan. Fekunditas: kondisi fisiologis yang mengacu pada kapasitas
reproduksi organism. Fertilitas : konsep ekologi yang didasarkan pada kemampuan
organisme menghasilkan anak pada periode tertentu.
Fertilisasi nyata ( realized fertility )
Kelahiran maksimum (kelahiran
fisiologis): produksi maksimum dari individu-individu baru dalam populasi pada
kondisi yang ideal (tidak ada faktor lingkungan yang membatasi reproduksi,
hanya dibatasi oleh faktor fisiologi individu sendiri). Disebut juga potensi
biotik organism. Kelahiran ekologis : produksi individu baru dalam populasi
pada kondisi lingkungan yang ada, banyak faktor yang dapat membatasi angka
kelahiran ataus sangat dipengaruhi kondisi lingkungan.
Laju kelahiran adalah jumlah
organisme yang dihasilkan individu betina per unit waktu. Besar laju kelahiran
sangat dipengaruhi oleh tipe organisme yang sedang dipelajari. Beberapa spesies
melakkukan perkawinan setahun sekali, spesies lain beberapa kali dalam satu
tahun, ada yang sepanjang tahun. Beberapa spesies menghasilkan banyak biji atau
telur sedang yang lain hanya beberapa telur atau biji. Laju kelahiran populasi disebut
angka kelahiran kotor (crude natality). Laju kelahiran individu disebut laju
kelahiran spesifik (specific natality) karena setiap individu akan mempunyai
angka kelahiran yang berbeda.Dalam perhitungan laju kelahiran, harus dibedakan
antara Nn dengan N.
b. Mortalitas (Kematian)
Mortalitas adalah jumlah individu
dalam populasi yang mati selama periode waktu tertentu. Dalam studi populasi
biologiwan lebih tertarik pada mengapa organisme mati pada usia tertentu.
Mortalitas atau kebalikannya survival, bisa dilihat dari berbagai aspek.
Longitivitas difokuskan pada usia kematian dari individu dalam populasi. Dua
tipe longitivitas yaitu: (a) Longitivitas potensial (potential longitivity),
dan (b) Longitivitas nyata (realized longitivity). Longitivitas potensial
adalah usia hidup maksimum suatu spesies yang semata-mata dibatasi oleh faktor
fisiologi organisme tersebut, angka kematian akan konstan (kemampuan hidup
organisme pada kondisi optimum). Longitivitas potensial adalah usia hidup nyata
organisme di alam. Sebgaian besar organisme yang hidup di alam jarang pada
kondisi optimum, sebagian besar hewan atau tumbuhan mati karena penyakit,
predator, atau ancaman alamiah lain. Laju kematian populasi adalah jumlah
individu dari suatu populasi yang mati dalam periode waktu tertentu (jumlah
yang mati per satuan waktu). Laju kematian populasi nilainya negatif, karena
merupakan kebalikan dari angka kelahiran. Nisbah antara angka kelahiran dan
kematian disebut vital indeks yang dirumuskan dalam bentuk persentase (%).
Di dalam populasi yang penting
dipelajari bukan angka kematian, tetapi bagaimana populasi tersebut dapat
menghindari kematian (survival). Jika angka kematian dilambangkan dengan M,
maka laju kehidupan populasi (survival rate) = 1 – M. Angka kehidupan atau laju
kehidupan organisme secara umum digambarkan dalam bentuk kurva kehidupan. Ada
tiga tipe kurva kehidupan yaitu (a) kurva cembung, (b) kurva cekung, (c) kurva
diagonal.
Tiga tipe kurva kehidupan
(a)
Kurva
cembung: merupakan kurva kehidupan suatu populasi dimana pada waktu muda laju
kematian populasi rendah, tetapi mendekati umur tua laju kematian populasi
tinggi. Individu cenderung berumur panjang.
(b)
Kurva cekung: menunjukkan bahwa laju
kematian populasi sangat tinggi pada waktu populasi berumur muda dan selanjutnya
menjadi menurun pada saat populasimulai berumur tua
(c)
Kurva
diagonal: mempunyai umur kehidupan yang relatif konstan, laju kematian populasi
konstan. Jarang di alam ditemukan populasi yang mempunyai laju kematian
konstan, yang sering ditemui mendekati konstan.
Kurva kelangsungan hidup suatu
populasi didapatkan dengan cara membuat
pengamatan terhadap populasi dalam bentuk tabel kehidupan (life table).
Tabel kehidupan memberikan informasi dasar untuk mempelajari perubahan kepadatan
dan laju pertambahan atau pengurangan suatu populasi. Model perkembangan
populasi dapat disusun berdasarkan hasil pengumpulan data kerapatan populasi
atau jumlah individu (N) untuk waktu tertentu (t).
Individu
di dalam populasi mencakup berbagai tingkat umur. Proporsi individu dalam
setiap kelompok umur disebut distribusi umur. Keadaan distribusi umur
berpengaruh terhadap tingkat kematian dan kelahiran. Rasio dari
kelompok-kelompok umur dari populasi menentukan status reproduktif yang sedang
berlangsung dari populasi tersebut, sehingga menentukan pertumbuhan populasi
untuk waktu berikutnya. Dari distribusi umur dapat diramalkan tingkat kelahiran
dan kematian sehingga dapat diperkirakan keadaan populasi masa yang akan
datang, karena distribusi umur sangat besar pengaruhnya perhadap pertumbuhan
populasi dan dinamika populasi. (a) Populasi yang berkembang dengan cepat,
sebagian besar individu muda, (b) Populasi stasioner memiliki pembagian kelas
umur lebih merata, (c) Populasi menurun, sebagian besar individunya berusia
tua.
Piramida umur
Umur di dalam populasi dapat
digambarkan dalam bentuk piramida yang disebut dengan piramida umur populasi.
Suatu model yang menggambarkan perbandingan geometri dari perbedaan kelompok
umur di dalam suatu populasi.
(a)
Piramida Bentuk Segitiga. Piramida ini menunjukkan
persentase individu muda di dalam populasi tinggi. Di dalam populasi di mana
kelompok umur individu muda tinggi biasanya laju kelahiran tinggi dan dapat
saja pertumbuhan populasi eksponensial, seperti pada populasi ragi, Paramaecium
dan sebagainya.Pada keadaan seperti ini setiap perubahan (regenerasi) akan
lebih banyak dari pendahulunya dan akan memberikan dasar piramida umur yang
lebar.
(b)
Piramida Bentuk Genta. Menunjukkan proporsi yang
seimbang dari individu-individu muda sampai tua. Selanjutnya laju pertumbuhan
populasi konstan dan stabil. Fase kelompok umur sebelum reproduksi dan
reproduksi menjadi seimbang berbeda sedikit saja dan kelompok umur populasi
memberikan strukutur bentu genta atau lonceng.
(c)
Piramida Bentuk Kendi. Menunjukkan persentase yang
rendah untuk individu-individu muda dan proporsi besar pada fase setelah
reproduksi. Hal ini dapat terjadi jika laju kelahiran secara drastis
diturunkan, maka jumlah individu sebelum reproduksi menjadi lebih kecil dan
lebih rendah dari kelompok pos reproduksi.
c. Distribusi Polulasi
Kemampuan untuk menyebar merupakan
salah satu siklus hidup yang sangat penting dalam organisme, merupakan proses
ekologis yang menghasilkan aliran gen (gen flow) diantara populasi lokal dan
membantu untuk menghindari terjadinya inbreeding. Penyebaran individu dalam
populasi dapat dibatasi oleh halangan geofrafis, dan berpengaruh terhadap
komposisi komunitas.
Tiga Pola
Penyebaran Populasi
a)
Emigrasi. Suatu
pergerakan individu ke luar dari tempat atau daerah populasinya ke tempat
lainnya dan individu tersebut tinggal secara permanen di tempat beru tersebut.
b)
Imigrasi. Suatu
pergerakan individu populasi ke dalam suatu daerah populasi dan individu
tersebut meninggalkan daerah populasinya selanjutnya tinggal di tempat baru.
c)
Migrasi. Pergerakan
dua arah, ke luar dan masuk populasi atau populasi pergi dan datang secara
periodik selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan maka individu-individu
suatu populasi akan berpindah tempat, sedangkan kalau suadah menguntungkan
kembali ke tempat asal.
Dalam kaitannya dengan ruang (skala
kecil), individu-individu di dalam populasi menyebar dengan tiga pola yaitu
acak (random), seragam (uniform) dan mengelompok(clumped).
(a) Penyebran
acak adalah jika individu-individu dalam populasi dapat hidup dimana saja di
dalam area yang ditempati oleh populasi tersebut
(b) Penyebaran
seragam jika individu-individu tersebar secara seragam dalam area, dan
(c) Penyebaran mengelompok jika individu di dalam
populasi lebih mudah ditemukan pada area tertentu dibandingkan pada areal yang
lain.
d. Distribusi spasial
Di alam penyebaran secara acak
jarang terjadi, penyebaran secara acak akan terjadi jika lingkungan homogen.
Penyebaran individu di dalam populasi seragam terjadi bilamana terjadi
persaingan yang keras diantara individu-individu di dalam populasi sehingga
timbul kompetisi (pertentangan) yang positif, yang mendorong pembagian ruang
hidup yang sama. Penyebaran individu menggerombol umum terjadi di alam,
individu-individu dalam populasi menunjukkan derajad pengelompokan karena
adanya kebutuhan yang bersamaan akan faktor linglungan.
Tidak ada populasi yang terus menerus tumbuh. Cepat atau
lambat akan mencapai titik keseimbangan dengan lingkungan dan sumberdayanya.
Keseimbangan terjadi melalui perubahan laju kelahiran, laju kematian, atau
kombinasi dari keduanya. Laju kelahiran independent terhadap kepadatan
populasi, (garis horizontal). Tidak berubah dengan bertambahnya kepadatan
populasi, tetapi laju kematian meningkat. Sepanjang laju kelahiran lebih tinggi
dari laju kematian maka populasi akan menuju titik keseimbangan (K). Setelah
mencapai titik keseimbangan, maka laju kematian meningkat sehingga kepadatan
populasi menurun.
Laju
kelahiran dan laju kematian dependent pada kepadatan populasi, populasi akan
mencapai titik keseimbangan jika laju kelahiran lebih besar dari laju kematian.
Fluktuasi laju kelahiran dan laju kematian menjaga populasi pada atau sekitar
titik keseimbangan dan dipengaruhi oleh kepadatan populasi. Jika laju kelahiran
meningkat, maka laju kematian juga meningkat.
Saat kepadatan populasi meningkat,
kompetisi diantara anggota populasi dan kelangkaan sumberdaya menyebabkan laju
kematian meningkat, laju kelahiran menurun atau keduanya Jika kepadatan
populasi turun pada level terendah dan kemelimpahan sumberdaya kembali
meningkat maka kepadatan populasi kembali meningkat dengan penurunan laju
kematian dan peningkatan laju kelahiran atau kombinasi keduanya.
e. Predator
Predator
adalah organisme yang hidup bebas sepanjang hidupnya, membunuh mangsa, biasanya
lebih besar dari mangsanya, dan memerlukan lebih dari satu mangsa untuk
menyelesaikan perkembangannya. Predasi
adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat
sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa (Punto, Ririn. 2010. [online]).
f. Parasit
Parasit
adalah yang hidup pada organisme lain, yang disebut inang, dan mendapat
keuntungan dari inang yang ditempatinya hidup, sedangkan inang menderita
kerugian. Parasit bisa mencakup sejumlah hal termasuk tanaman, hewan, dan
bahkan virus dan bakteri (Syafitrianto, Irmawan. 2010. [online]).
2.1.4 Pertumbuhan Populasi
Populasi adalah unit biologis yang menunjukkan
perubahan dalam ukurannya. Setiap populasi mengalami tiga fase sepanjang siklus
hidupnya yaitu:
Tumbuh, Stabil dan Menurun.
Tumbuh, Stabil dan Menurun.
Pertumbuhan
populasi berarti perubahan ukuran populasi pada periode waktu tertentu. Grafik
yang menggambarkan secara aritmatik laju pertumbuhan populasi dN/dt = rN,
dikenal sebagai kurva bentuk J atau kurva laju pertumbuhan eksponensial.
Kurva
pertumbuhan eksponensial. Secara teoritik, pada keadaan lingkungan yang ideal
dimana tidak ada faktor lingkungan fisik atau biotik yang membatasi laju
pertumbuhan intrinsik yang maksimum maka populasi tumbuh secara eksponensial
Kemampuan populasi tumbuh membentuk kurva eksponensial disebut dengan potensi
biotik. Potensi biotik menunjukkan laju pertumbuhan teoritis yang tidak sesuai
dengan kenyataan di alam. Pada kenyataannya, potensi biotik selalu dekendalikan
oleh faktor lingkungan yang saling berinteraksi sehingga membatasi pertumbuhan.
Faktor lingkungan yang membatasi pertumbuhan populasi dengan cara menurunkan
laju kelahiran atau menaikkan laju kematian atau keduanya disebut dengan
resistensi lingkungan. Batas resistensi lingkungan terhadap kemampuan potensi
biotik suatu populasi diberi lambang K (daya dukung lingkungan). Dengan
menukarkan nilai K pada persamaan laju pertumbuhan populasi maka persamaan akan
berkembang dan memberikan kurva pertumbuhan model logistik sederhana.
Selanjutnya nilai K disebut dengan carriying capacity (daya dukung lingkungan).
Yaitu jumlah kepadatan populasi yang dapat didukung oleh faktor lingkungan
terbatas akibat adanya resistensi lingkungan.
Hubungan
antara potensi biotik, pertumbuhan logistik dan resistensi lingkungan.
Penambahan jumlah individa ke dalam populasi secara tiba-tiba melebihi daya
dukung menyebabkan kurva bentuk J pada kurva potensi biotik menjadi terputus
secara tiba-tiba (overshoot). Jika kemampuan daya dukung hanya dibatasi oleh
persediaan makanan. Pada kenyataannya populasi organisme berosilasi disekitar
daya dukung (K). Sedangkan pada keadaan lingkungan yang terbatas, dimana
populasi dibatasi oleh daya dukung lingkungan, sehingga ukuran populasi mempengaruhi
laju pertumbuhan, dan laju pertumbuhan membentuk kurfa sigmoid (S).
Pertumbuhan
populasi hewan di alam dibedakan atas golongan yang mempunyai sifat satu kali
berkembang biak dan beberapa kali berkembang biak. Untuk itu maka pertumbuhan
populasi organisme dibedakan atas dua golongan yaitu (a) Organisme dengan satu
generasi (discret generation), dan (b) Organisme dengan generasi lebih dari
satu (continous generation).
Kondisi
lingkungan terbatas
Tingginya
angka kepadatan menyebabkan angka kelahiran berkurang atau akan kematian akan
meningkat dengan berbagai sebab (persaingan, penyakit etc). Model matematika
sederhana turunnya laju pertumbuhan tersebut berbentuk linier, dengan asumsi
bahwa adanya satu garis lurus yang menyatakan hubungan antara kepadatan dan
angka perkembangbiakan. Dalam hal ini dengan bertambahnya kepadatan maka angka
perkembangbiakannya akan semakin rendah. Laju reproduksi bersih (R0) sebagai
fungsi linier dari kepadatan populasi (N) pada waktu (t). Kurva pertumbuhan
populasi pada lingkungan yang terbatas disebut kurva bentuk S (sigmoid).
Pada kurva
ini dikenal laju pertumbuhan pada (a) fase tersendat (lag phase), (b) fase
menanjak naik (accelerating growth phase), (c) fase pertumbuhan melambat
(decelerating growth phase) dan (d) periode keseimbangan (equilibrium period).
Kurva
Sigmoid berbeda dengan kurva geometrik (bentuk J) dalam dua hal yaitu:
(1) kurva ini memiliki asimptot atas (kurva tidak melebihi titik maksimal tertentu),
(2) kurva ini mendekati asimptot secara perlahan, tidak secara mendadak
atau tajam.
Laju
pertumbuhan dapat dikurangi dengan penambaan individu baru dalam populasi, yang
mengakibatkan pertambahan menjadi berkurang. Dari contoh tersebut di atas
terlihat bahwa ada hubungan antara kepadatan populasi dengan laju pertambahan
populasi sampai mencapai daya dukungnya. Semakin besar ukuran populasi (makin
mendekati daya dukung) maka laju pertambahan populasinya semakin kecil walaupun
laju pertambahan intirinsiknya tetap. Jadi laju pertumbuhan populasi pada
linkungan yang terbatas dipengaruhi oleh ukuran populasi.
Model
pertumbuhan populasi dan sejarah kehidupan
Model
logistik memperkirakan laju pertumbuhan yang berbeda untuk populasi dengan
kondisi kepadatan tinggi dan rendah relatif terhadap daya tampung lingkungan.
Pada populasi dengan kepadatan itnggi, masing-masing individu memiliki sedikit
sumberdaya yang tersedia dan populasi tersebut tumbuh secara lambat, atau
bahkan berhenti sama sekali. Pada populasi dengan kepadatan rendah, keadaan
yang berlawanan akan berlaku dimana sumberdaya berlimpah dan populasi tumbuh
secara cepat. Selama akhir tahun 1960-an, ahli ekologi populasi Martin Cody
memperkenalkan konsep bahwa adaptasi sejarah kehidupan yang berbeda akan lebih
disukai pada kondisi-kondisi yang berbeda tersebut. Ia berpendapat bahwa pada
kepadatan populasi yang tinggi, seleksi akan lebih menyukai adaptasi yang
organismenya dapat bertahan hidup dan bereproduksi dengan sedikit sumberdaya.
Dengan
demikian, kemampuan bersaing dan efisiensi maksimum penggunaan sumberdaya lebih
disukai pada populasi yang cenderung tetap berada pada atau di dekat daya
tampungnya. Pada kepadatan populasi yang rendah, adaptasi yang meningkatkan
reproduksi yang cepat, seperti peningkatan fekunditas dan kematangan lebih dini
menjadi terseleksi. Laju reproduksi yang tingg, tanpa memperhitungkan
efisiensi, lebih disukai pada kasus ini. Karakteristik Populasi Ideal
Terseleksi oleh-r (oportunistik) dan Terseleksi oleh-K (Kesetimbangan).
Strategi sejarah kehidupan yang berbeda tersebut kadang masing-masing disebut sebagai sifat-sifat yang terseleksi oleh K dan terseleksi oleh r. Populasi terseleksi ole K (K-selected population) yang disebut juga populasi kesetimbangan (equilibrial population), adalah populasi yang cenderung akan hidup pada kepadatan populasi yang mendekati batas sumberdayanya (K atau daya tampung). Populasi terseleksi oleh-r (r-selected population), yang juga disebut populasi oportunistik (opportunistic population), kemungkinan besar akan ditemukan dalam lingkungan yang bervariasi, di mana kepadatan populasi berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka di mana individu kemungkinan besar menghadapi sedikit persaingan.
Strategi sejarah kehidupan yang berbeda tersebut kadang masing-masing disebut sebagai sifat-sifat yang terseleksi oleh K dan terseleksi oleh r. Populasi terseleksi ole K (K-selected population) yang disebut juga populasi kesetimbangan (equilibrial population), adalah populasi yang cenderung akan hidup pada kepadatan populasi yang mendekati batas sumberdayanya (K atau daya tampung). Populasi terseleksi oleh-r (r-selected population), yang juga disebut populasi oportunistik (opportunistic population), kemungkinan besar akan ditemukan dalam lingkungan yang bervariasi, di mana kepadatan populasi berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka di mana individu kemungkinan besar menghadapi sedikit persaingan.
2.2
Densitas dan Faktor yang Mempengaruhinya
2.2.1 Pengertian dan Konsep Densitas
Kepadatan/kerapatan
(densitas) populasi yaitu besarnya populasi dalam hubungannya dengan satuan
ruangan atau dengan kata lain merupakan Jumlah individu suatu spesies yang
umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai cacah individu atau biomassa per satuan
luas atau per satuan isi, sebagai contoh adalah 300 pohon
Sacharum oficinarum/ha. Cara perhitungan densitas tidak dengan
menghitung semua individu yang ada dalam suatu area. Cara yang digunakan
adalah dengan menggunakan sampling area. Luas sampling area adalah 1% dari luas
area total yang diamati.
Pengamatan area sampling dilakukan secara acak
dengan penggunakan kuadrat. Kuadrat adalah sembarang bentuk yang diberi batas
dalam suatu vegetasi, sehingga penutup seperti densitas dan dominansi dapat
diperkirakan ataupun dihitung. Ukuran kuadrat sangat
tergantung pada tipe vegetasi yang diamati. Pada tumbuhan yang anual dengan
homogenitas yang tinggi maka ukuran kuadrat dapat sangat kecil, sedangkan pada
pohon dapat digunakan ukuran 10-50 m dalam satu sisi (Hildayanti. 2012.
[online]).
Densitas dapat ditinjau dengan tanpa melihat
masing-masing jenis, data seperti ini bisa digunakan untuk menghitung jumlah
rata-rata individu dari total cuplikan. Perincian densitas per jenis,
menunjukkan populasi masing-masing jenis dan apabila dikaitkan dengan persebaran
ukuran seluruh individu dari masing-masing jenis, diperoleh informasi tentang
strategi regenerasi atau untuk upaya pengelolaan dan usaha konservasinya, namun
data densitas tidak akan berguna tanpa identitas atau informasi dari data yang
lain. Densitas suatu spesies merupakan suatu ukuran yang statis, data yang
diperoleh tidak dapat mengungkap interaksi dinamik yang terjadi pada anggota
spesies tersebut.
Pola adalah distribusi menurut
ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat memberi nilai tambah pada data
densitas dari suatu spesies tumbuhan. Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu
wilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a. Acak
Pola peneyebaran secara
acak dapat dilihat jika jarak , lokasi, sembarang tumbuhan tidak mempunyai arah
dan posisi terhadap lokasi spesies yang sama.
b.
Mengelompok
Pola penyebaran
mengelompok(Agregated atau undispersed), menunjukan bahwa hadirnya suatu
tumbuhan akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis.
Anggota tumbuhan yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok
dikarenakan ada beberapa alasan :
1)
Reproduksi tumbuhan yang menggunkan
a).
ruuner atau rimpang.
b).
Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji
cenderung jatuh di sekitar induk.
2) Lingkungan /habitat
mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan pada anggota spesies. Habitat
dikatakan homogen pada lingkungan makro, namun pada lingkungan mikro sangat
berbeda. Mikrositus yang paling cocok untuk suatu spesies cenderung
ditempati lebih padat untuk spsies yang sama.
c. Teratur
Pola penyebaran
teratur jika secara reguler dapat ditemui pada perkebunan, agricultur yang lebih diutamakan
efektifitas dan efisiensi lahan (Hildayanti. 2012. [online]).
2.2.2 Macam-Macam Densitas dan Faktor yang Mempengaruhinya
Densitas populasi menunjukan besarnya populasi dalam satuan
ruang. Umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu atau biomas persatuan luas
atau volume. Densitas dalam studi atau kajian ekologi memiliki fungsi yang
sangat besar, karena pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak
hanya jenis organismenya saja tetapi juga jumlahnya atau
densitasnya. Densitas juga dapat digunakan untukmengetahui perubahan
populasi pada suatu saat tertentu (berkurang atau bertambah). Densitas populasi
dalam ekosistem dapat diukur dan ditentukan melalui dua cara yaitu:
1.
Densitas
kotor (Crud density): Jumlah individu suatu populasi per satuan areal
seluruhnya
2.
Densitas efektif atau dikenal sebagai
kerapatan ekologi yaitu jumlah individu suatu populasi per satuan ruang habitat
Densitas populasi apabila fluktuasinya kita perhatikan maka
akan dapat kita gunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mengontrol ukuran
dari populasi. Berdasarkan faktor-faktor yang mengontrol ukuran dari populasi,
maka densitas digolongkan menjadi :
a. Density Independent (Faktor
Kepadatan Bebas)
Merupakan faktor perubahan lingkungan yang berpengaruh
terhadap anggauta populasi secara merata. Sebagai contoh, tsunami yang menimpa
sebagian Aceh dan Sumatra Utara akan mematikan semua anggota
populasi tertentu.
populasi tertentu.
Faktor kepadatan independen adalah faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi populasi yang tidak terikat oleh ukuran, seperti
suhu dan suplai oksigen. Seperti halnya makanan, air, dan habitat. Factor kepadatan
independent adalah factor kepadatan populasi yang bergantung pada cuaca,
bencana alam, dan keadaan acak. Iklim, cuaca (termasuk kekeringan dan banjir)
dan kebakaran besar dapat menyebabkan kematian pada populasi local terlepas
dari kepadatan mereka. Penggunaan pestisida, pengeluaran polutan , perburuan
yang berlebihan dan memancing oleh
manusia dapat memiliki pengaruh
yang serupa.
Pengaruh kepadatan independent pada tingkat peningkatan
populasi, bukan mengatur pertumbuhan populasi. Tapi mengatur umpan balik dari
homeostatis yang berfungsi dalam kepadatan populasi. Walau bagaimanapun,
pengaruh kepadatan independent sangat berpengaruh dalam perubahan ukuran
populasi dan juga mempengaruhi tingkat kelahiran dan kematian. Pengaruh
kepadatan independent memungkinkan menyembunyikan efek yang mempengaruhi
sepenuhnya suatu populasi.
Pengaruh kepadatan independent pada umumnya dipengaruhi
oleh cuaca yang tidak dapat ditentukan
dan diprediksi, dan fungsinya sangat luas pada pengaruh persediaan makanan.
Perubahan populasi yang sering terjadi sering berhubungan langsung dengan
adanya variasi kelembaban dan suhu. Contohnya, pada pertumbuhan pohon cemara
budworm (Choristoneura fumiferana), yang didahului oleh angin antisiklon. Karakteristik pada curah hujan rendah dan
tingginya evaporasi dan berakhir ketika cuaca kembali lagi. Dalam hal ini,
pengaruh kepadatan independent seperti bisa menempatkan pada lokasi dengan kondisi topografi dan iklim mikro yang baik
terhadap populasi lokal tersebut. (Setiadi,1989).
Secara
lebih rinci adapun contoh dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi densitas
Independent adalah:
a. Erupsi gunung berapi akan menimbulkan lahar panas yang
mengaliri sungai-sungai dilereng gunung. Erupsi ini akan membuat beberapa
spesies ikan lokal di sungai itu mengalami kepunahan, sehingga populasinya juga
hilang.
b. Kekeringan yang melanda KJA di waduk akan membuat kadar salinitas
meningkat karena suhu panas akan mempercepat evaporasi, hal ini akan
membuat ikan stress dan mati.
c. Hujan deras apalagi bersifat asam membuat perairan bergeser nilai
pH-nya kemudian akan berdampak pada populasi ikan yang peka terhadap
perubahan pH.
d. Perubahan iklim yang ekstrem akan membuat pertumbuhan ikan relatif
stagnan atau bergerak lambat. Secara perlahan hal ini akan membuat jumlah
populasi ikan menurun. Perubahan iklim dapat mengubah rantai makanan laut
secara keseluruhan dan sumberdaya perikanan khususnya, karena perubahan iklim
akan mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan.
e. Berubahnya rantai makanan akan membuat struktur populasi ikan
berubah. Fenomena ini sudah banyak teramati di Indonesia, antara lain ditandai
dengan bergesernya musim ikan, dan berubahnya fishing groundkelompok ikan jenis
tertentu.
f. Suhu perairan yang tidak stabil akan mempengaruhi distribusi dan
kemampuan reproduksi ikan. Terhadap perikanan budidaya perubahan ini juga akan berdampak
antara lain melalui pengaruh berbahaya kualitas air, peningkatan penyakit pest
dan penyakit-penyakit lainnya.
b. Density
Dependent (Faktor Kepadatan Tidak Bebas)
Secara
umum meliputi ketersediaan makanan
merupakan density dependen,demikian juga kompetisi,
penyakit dan peristiwa migrasi. Density dependen
merupakan pendorong terjadinya fluktuasi kepadatan populasi.
Laju
kelahiran dan laju kematian dependent pada kepadatan populasi, populasi akan
mencapai titik keseimbangan jika laju kelahiran lebih besar dari laju kematian.
Fluktuasi laju kelahiran dan laju kematian menjaga populasi pada atau sekitar
titik keseimbangan dan dipengaruhi oleh kepadatan populasi. Jika laju kelahiran
meningkat, maka laju kematian juga meningkat.
Saat
kepadatan populasi meningkat, kompetisi diantara anggota populasi dan
kelangkaan sumberdaya menyebabkan laju kematian meningkat, laju kelahiran
menurun atau keduanya Jika kepadatan populasi turun pada level terendah dan
kemelimpahan sumberdaya kembali meningkat maka kepadatan populasi kembali
meningkat dengan penurunan laju kematian dan peningkatan laju kelahiran atau
kombinasi keduanya.
Secara sederhana, pengaturan populasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jika kepadatan populasi meningkat maka tingkat kematian meningkat atau tingkat
kelahiran menurun, sehingga populasi akan seimbang pada tingkat pertemuan
antara jumlah dr (death rate) dan jumlah br (birth rate). Dr selajutnya dsb
sebagai density dependent jika naik saat kepadatan naik. Kemungkinan lain
adalah dr atau br tidak berubah meskipun kepadatan berubah yang dsb density
independent. Kemungkinan ketiga adalah br naik pada saat kepadatan naik atau dr
justru menurun pada saat kepadatan naik hal dsb sebagai kebalikan density
dependent. Dari ketiga kondisi ini disimpulkan bahwa pada populasi tertutup
pertumbuhan populasi tidak dapat berhenti kecuali kalau br dan dr bergantung
kepadatan.
Adapun
secara rinci contoh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Densitas Dependent,
adalah :
· Natalitas merupakan parameter demografi,
yang menunjukan penambahan individu
baru/lahir pada populasi. Kelahiran merupakan suatu faktor yang mempengaruhi
jumlah populasi. Tingkat kelahiran tergatung pada banyaknya jumlah pasangan di
usia subur yang tercermin dalam jumlah bayi yang dilahirkan.
·
Mortalitas
menunjukkan
kernatian individu di dalam populasi. Seperti natalitas mortalitas dapat
dinyatakan sebagai contoh individu yang mati di dalam waktu tertentu (kematian
per waktu), atau sebagai suatu laju spesifik dalam hal satuan populasi total
atau bagaian populasi yang manapun.
·
Imigrasi
merupakan
perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan meningkatkan
kerapatan
·
Terjadinya Kompetisi
Di alam organisme tidak hidup sendirian tetapi
berdampingan dan saling berinteraksi dengan organisme yang lainnya. Begitupun
yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang
sejenis ataupun tidak sejenis. Interaksi yang terjadi antara
organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral,
positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Salah satu bentuk interaksi antara
satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu
lain adalah bersifat persaingan (kompetisi).
Persaingan
tersebut terjadi karena individu-individu mempunyai kebutuhan yang sama atas
apa yang ada pada ekosistemnya, seperti cahaya, unsur hara, lahan untuk tumbuh,
dan sebagainya. Persaingan yang dilakukan oleh hewan sangat berbeda dengan
tumbuhan. Pada dasarnya persaingan pada tumbuhan tidak melakukankontak fisik
dan pada hewan sebaliknya yaitu persaingan terlihat dari kontak fisik langsung.
Kompetisi tersebut
dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition)
atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference
competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut
sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individu yang
tidak sejenis disebut interaksi interspesifik.
Kompetisi
adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990),
sedangkan Molles (2002) kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu
yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi
antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama
atau interspesifik (Krebs, 2002; Molles, 2002).
Faktor-faktor
ekologi atau faktor-faktor lingkungan yang diperebutkan oleh dalam persaingan
antara lain : cahaya, air tanah, oksigen, unsur hara, dan karbon dioksida.
Faktor-faktor eksternal lainnya, seperti kehadiran hewan penyerbuk, agen
disperal biji, kondisi tanah, kelembababn tanah, udara serta angin dan gangguan
atau kerusakan lingkungan oleh manusia juga berpengaruh terhadap kelangsung
hidup dari spesies-spesies tertentu didalam suatu habitat .
Model-model
interaksi pada suatu komunitas tanaman berdasarkan faktorinteraksinya menurut
Walter (1962) yang dikutip oleh Muller – Dombois & Ellenberg (1974) dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Persaingan langsung (dirict competitor), tumbuhan bersaing pada sumber daya
yang sama dengan menguasai strata yang sama baik diatas atau dibawah tanah.
2. Pernggantung (dependent spesies), yaitu tanaman yang hanya dapat
hidup pada sebagian relung habitatnya karena kehadiran tanaman lain.
3. Pelengkap (compelementary spesies), yaitu tanaman yang tidak bersaing
secara langsung dengan tanaman lain karena meraka memanfaatkan sumberdaya yang
berbeda atau karena perbedaan irama musiman (seasonal rhythm).
Persaingan
intraspesifik, yaitu persaingan yang terjadi antara suatuindividu organisme
yang berspesies sama dan persaingan interspesifik yaitu persaingan yang terjadi
antara organisme yang memiliki spesies berbeda. Suatu cara untuk mengurangi
kompetisi ialah dengan mengurangi kompetisi diantara kospesifik ialah dengan
mengurangi kebutuhan untuk memperoleh sumber yang terbatsa itu. Hal ini dapat
dicapai dengan penurunan densitas populasi, peningkatan efisiensi individu,
atau substitusi dengan sumber lain. Selanjutnya populasi akan berada dibawah
daya dukung yang ditentukan, setidaknya hingga populasi itu mencapai K yang
hari ini. Substitusi dengan sumber-sumber lain sangat bergantung pada
persediaan sumber-sumber tersebut. Baik secara mutlak maupun dalam kaitannya
dengan penggunaan sumber-sumber tersebut oleh populasi-populasi lain. Ekspansi
suatu sumber memerlukan kelimpahan sumber itu yang berhubungan dengan penggunaannya
sekarang oleh spesies-spesies lain atau spesies yang berkembang dan merupakan
saingan yang lebih baik.
Individu-individu dari spesies yang
terdapat pada lingkungan yang penuh dengan spesies yang mengeksploitasi
gradient sumber yang sama mungkin tidak mampu secara evolusioner mengembangkan
tingkan eksploitasi dengan pengaruhkompetisi intraspesifik. Keseimbangan antara
kompetisi intraspesifik daninterspesifik akan memainkan peranan utama pada
hasil evolusioner .
Secara
teori, spesies-spesies anggota populasi saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya dan membentuk interaksi yang positif, negatif atau bahkan nol, atau kombinasi yang bentuk interaksinya
dapat dibagi menjadi sembilan tipe (tipe penggunaan sumberdaya), amensalisme,
parasitisme, predasi (pemangsaan), momensialisme, protokolisme dan mutualisme.
Pernyataan ini berdasarkan Odum(1993) ; Glopal dan Bhardwaj (1979) dalam buku
indriyanto (2006).
BAB III
KESIMPULAN
1.
Populasi
merupakan kelompok organisme atau individu spesies yang sama, yang mendiami
satu tempat tertentu pada satu waktu tertentu. Populasi memiliki parameter
yaitu empat
parameter populasi yang mengubah kepadatan populasi adalah natalitas ( telur,
biji, produksi spora, kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi dan emigrasi.
Selain itu, populasi memiliki faktor-faktor
yang mempengaruhi yaitu a) Daya Dukung , b) Populasi Dependen Lebat, c)
Peraturan Populasi Dependen Densitas dan d) Teori demografi klasik memakai umur
sebagai dasar untuk perkiraan kesuburan dan survivorship.
2.
Kepadatan/kerapatan (densitas) populasi
yaitu besarnya populasi dalam hubungannya dengan satuan ruangan atau dengan
kata lain merupakan Jumlah individu suatu spesies yang umumnya diteliti dan
dinyatakan sebagai cacah individu atau biomassa per satuan luas atau per satuan
isi. Macam-macam densitas ada dua macam yaitu a) Density Independent (Faktor
Kepadatan Bebas) merupakan
faktor perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap anggauta populasi secara
merata. Sebagai contoh, tsunami yang menimpa sebagian Aceh dan Sumatra Utara
akan mematikan semua anggota populasi tertentu dan b) Density Dependent (Faktor Kepadatan Tidak Bebas) secara umum
meliputi ketersediaan makanan
merupakan density dependen,demikian juga kompetisi,
penyakit dan peristiwa migrasi. Density dependen
merupakan pendorong terjadinya fluktuasi kepadatan populasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Ekologi Tumbuhan. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files
/Handout%20Ekologi_0.pdf [diakses tanggal 22
September 2013]
Begon,M,J L. Harper,C.R.Townsend.1996. Ecology,Individuals, Population and
Communities. 3rd ed. Balckwell science. edinburg
Haeryn. 2012. Pertumbuhan Populasi [online] http://haeryn.wordpress .com/2012 /04/05/pertumbuhan-populasi/ [diakses tanggal 22 September 2013]
Hildayanti. 2012. Makalah Ekologi Tumbuhan Populasi. [online] http://hildahi
lyant.blogspot.com/2012/12/makalah-ekologi-tumbuhan-populasi.html [diakses tanggal
22 September 2013]
Krebs,C.J.
1985. Ecology, The Experimental Analysis
Of Distribution And Abunndance. Harper anf row publ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar