Foto Orderan Online Perhari
2020 menjadi tahun yang abu-abu bahkan hitam bagi
banyak orang. Mayoritas keadaan saling mengeluh sana sini. Bidang kesehatan
kolebs, bidang pendidikan mendapatkan shock terapi perubahan yang signifikan, bidang
ekonomi mengkhawatirkan sedangkan hati, perasaan dan pikiran tidak luput dari
keadaan porak poranda yang brutal. Setiap orang berfikir bagaimana cara
menyelamatkan saudaranya dan keluarganya, berebut rempah-rempah sampai rela
mengantri stok oksigen demi nyawa adalah hal biasa. 2020 sampai 2021 adalah
tragedi paling mencekam selama 28 tahun saya hidup. Saya seorang guru
perantauan sedang semangat-semangatnya berkonstribusi dalam jabatan baru
terpaksa harus dipulangkan dengan alasan menunggu 14 hari sampai kondisi
mereda. 14 hari berselang istirahat diperpanjang menjadi satu bulan, lalu dua
bulan, tiga bulan dan terus memanjang sampai tahun baru berlanjut lagi dan
hampir saja memanjang ditahun berikutnya. Namun, bersyukur Tuhan selamatkan.
Hari
ini saya mengingat masa-masa sulit itu, dalam perspektif seorang guru baru
seperti saya ini selama menghadapi pembelajaran jarak jauh satu hal yang sering
saya rasakan adalah merasa sering gagal dalam menyampaikan materi. Perbedaan
signifikan antara guru dan murid dalam hal posisi tempat tinggal justru menjadi
pengganggu utama yang sering menjadi pemicu menurunnya gairah belajar,
menurunnya keikutsertaan murid dalam pembelajaran serta rendahnya penangkapan
ilmu. Bagi kami guru yang lahir diera digital ini tentu sangat gesit dalam
menerima perubahan sistem pembelajaran, tapi bagaimana dengan guru-guru dengan
ketertinggalan era yang terlampau jauh?. Jawabannya pasti “kesusahan”. Belum
selesai dengan masalah mahir mengoprasikan gawai dan laptop, disusul dengan
permasalahan gangguan jaringan akibat kuota internet terlalu cepat habis, dan
selanjutnya tak terbeli. Memang benar, selama pandemi pemerintah telah
mengupayakan untuk mencukupi kebutuhan kuota internet bagi kami para guru, hal
ini patut diapresiasi. Namn, jika peran guru dalam pembelajaran jarak jauh
dituntut untuk istimewa dan sempurna dengan harapan terselenggara pertemuan
online setiap hari melalui zoom dan google meets atau bahkan perlu ditambah
dengan aktif upload konten pembelajaran pada youtube dengan durasi waktu yang
tidak mungkin kurang dari 15 menit, maka dapat dipastikan kuota internet bersubsidi
habis.
Fenomena ini pahit tapi sungguh ini yang terjadi pada mayoritas kami para guru. Ditengah subsidi kuota internet yang semakin menipis muncullah masalah yang beragam. Salah satu masalah yang terjadi saat itu adalah beberapa guru mulai terlihat menyerah dan pasrah memberikan pelayanan, sehingga pembelajaran berlangsung seadanya, tidak jarang anak dibiarkan terlantar membaca dan memahami materi yang dibagikan lewat WA secara mandiri, pertemuan daring dalam pembelajaran mulai melemah, dan upload konten materi pembelajaran ke youtube hampir langka. Pada situasi seperti ini dibutuhkan action nyata dari berbagai pihak, bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau penyedia kuota internet, namun guru harus mau berperan aktif. Berfikir out of the box untuk mampu menyelesaikan masalah dan kekurangan dengan cara yang tepat dan bergantung pada kuota internet eceran bukanlah solusi. Beruntung saat itu, saya masih diberikan keyakinan bahwa setiap kesulitan ada kemudahannya, setiap masalah ada solusinya.
Mengawali Bisnis Online Saat Pandemi
Masih teringat jelas, Maret
2020 seluruh pembelajaran tatap muka se-Indonesia dihentikan total. Bagi saya
guru perantau dipulangkan ke daerah asal adalah salah satu berkah yang masih
dapat disyukuri dalam situasi rumit ini. Dua bulan berselang mulai bosan dengan
keluh kesah murid yang terlambat mengirim tugas karena kurang kuota internet,
gagal ikut kelas zoom karena kuota internet tidak memadai, selain itu kondisi
keuangan mulai terasa mendapatkan dampak dibulan ke dua bagi saya guru golongan
III a. Pengelolaan uang gaji sudah tidak berguna lagi, uang keluar begitu saja
tak henti-henti, setiap hari keperluan selalu menjadi jadi untuk pemenuhan
asupan gizi, vitamin dan obat-obatan sebagai barier serangan virus, dan
pembelian kuota internat eceran yang dilakukan terus menerus. Menghadapi
situasi tersebut, otak dituntut untuk berfikir keras bagaimana mendapatkan
penghasilan tambahan dengan memenuhi tiga kriteria yaitu tanpa keluar rumah,
menghasilkan,dan tidak mengganggu profesi utama sebagai guru.
Membuka
Online Shop adalah solusi yang saya pilih. Dengan kondisi keuangan yang menipis
nekat menguras dana tabungan untuk stok barang. Jika dilogika membuka usaha
saat situasi pandemi mungkin bukan pilihan yang terbaik. Tapi, demi harapan
hidup yang lebih baik mengambil peluang dengan resiko tinggi harus segera
dilakukan. Saat itu bahkan sampai saat ini, teknik berdagang online yang menjadi
trend dan dinilai sebagai teknik paling ampuh untuk menghabiskan stok barang
dengan jumlah yang banyak dalam waktu singkat adalah teknik live pada berbagai
platform, seperti facebook, instagram, shopee dan tiktok.
Adapun karakteristik teknik
live yang membedakan dengan teknik penjualan lainnya adalah 1) penjual dan
pembeli terlibat interaksi secara langsung meskipun tidak berada pada tempat
yang sama; 2) jangkauan promosi dan kegiatan penjualan lebih luas sehingga
berpeluang mendapatkan konsumen lebih banyak; 3) transaksi mudah karna didukung
adanya transaksi online melalui transfer bank dan penyampaian barang pada
konsumen berlangsung cepat karena didukung ekspedisi profesional; 4) bagi
konsumen teknik promosi lewat live akan memfasilitasi konsumen untuk melihat
kondisi barang secara real dan detail, hal ini meminimalisir penipuan penjualan
barang KW atau tidak sesuai dengan foto katalog; 5) teknik live cenderung
menguras kuota internet karena berlangsung dalam bentuk video dan dilakukan
dengan waktu yang berjam jam; 6) keberhasilan teknik live ditentukan dari
kemampuan penjual sebagai host dalam melakukan public speaking, dan 7)
aktivitas perdagangan dilakukan dengan bahasa komunikatif, sehingga teknik live
berpeluang besar dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli barang.
Satu faktor
penting dalam mendukung keberhasilan penerapan metode Live dalam Online shop
adalah jaminan penyediaan kuota internet dalam jumlah besar dan kecepatan yang
memadai sehingga calon konsumen dapat menikmati kualitas video dan audio yang
baik. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa penggunaan
internet dalam bisnis mengalami perkembangan, dari pertukaran informasi secara elektronik
ke aplikasi strategi bisnis, seperti pemasaran,
penjualan, dan pelayanan pelanggan. Internet mendukung
komunikasi dan kerja sama global antara pegawai, konsumen, penjual, dan rekan
bisnis yang lain. Internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang
berbeda bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, dan memelihara produk atau pelayanan. Adanya
internet membuat pemasaran perusahaan, produk, dan
pelayanan menjadi proses yang interaktif saat ini. Keuntungan yang diperoleh
dari berbisnis lewat internet penghematan biaya (35%), pelayanan konsumen 32%,
peningkatan pendapatan 18%, pemasaran 13% dan lainnya 2% Kathleen (Subianto dan Ferdian, 2011: 10).
Melihat peluang dan kesempatan
besar dalam bisnis ini, pada bulan pertama saya putuskan dengan yakin
melibatkan IndiHome sebagai penjamin penyediaan internet. Keputusan inilah yang
berhasil merubah hidup saya. Hanya perlu waktu 90 hari saya mampu mengumpulakan
100 juta pertama dalam hidup saya. Mungkin, bagi sebagian orang ini adalah
pencapaian sepele, namun bagi saya PNS baru yang mencoba mencari peruntungan
dari bisnis online shop di kondisi pandemi yang serba sulit, nominal 100 juta
adalah nominal sangat besar yang sebelumnya tidak pernah saya khayalkan.
Foto Paket Siap Kirim
Untuk
menjemput 100 juta pertama dalam hidup saya tentu tidak selurus yang
diharapkan. Kegagalan diminggu-minggu pertama perna saya lewati, contohnya saat
masih bergantung pada kuota internet eceran. Berikut adalah masalah yang saya dan
sebagian besar pemilik online shop alami, yaitu 1) konsumen sering mengeluh
gambar dalam video blur; 2) beberapa komen hilang tidak tersampaikan di layar
penjual, sehingga pembeli tidak dapat terdeteksi; 3) lambatnya komentar
penonton, sehingga terjadi delay yang cukup lama dalam memberikan respon pada
penonton; 4) jaringan internet yang tersedia tidak stabil, sehingga live sering
keluar masuk dengan sendirinya; dan 5) kuota internet cepat habis sehingga
terjadi fenomena besar pasak dari pada tiang, yaitu jumlah uang yang
dikeluarkan untuk pembelian kuota internet lebih tinggi dari pada pemasukan
yang didapatkan. Jika hal ini terjadi secara berulang, maka para pembisnis online
akan banyak yang gulung tikar.
Guna memperkuat bukti bahwa IndiHome sangat berkonstribusi dan
berpihak pada pembisnis pemula seperti saya, berikut ini adalah kalkulasi
sederhana yang menggambarkan perbandingan dana yang terserap untuk penyediaan
internet versi IndiHome dan internet versi
eceran (paket data). Penyediaan
internet versi IndiHome yang saya gunakan adalah 20 mbps dengan tarif bulanan
sekitar 380.000 terbukti lebih efektif dan irit dibandingkan dengan kuota
internet eceran yang setiap kali live selama 2 jam minimal 50.000, kalkulasi
kasarnya, butuh dana setidaknya 1.500.000 per bulan jika saya melakukan live
setiap hari dengan durasi dua jam, padahal sebagai pedagang online pemula durasi
live harus diatas tiga jam agar toko dapat segera dikenal dan konsumen dapat
terprovokasi secara maksimal.
Apakah peran IndiHome dalam hidup saya hanya sebatas pendukung bisnis online shop? Tentu tidak, IndiHome pun turut mendukung pemenuhan tugas profesi utama saya sebagai guru. Berbagaimacam konten materi dalam bentuk video aktif terupload di youtube, pertemuan daring bersama murid-murid secara intens saya lakukan tanpa kendala, dan performa saya sebagai guru yang siap melayani murid kapan saja telah tercapai. Guna memperluas kebermanfaatan bagi banyak orang, saya tidak ragu merekomendasikan IndiHome sebagai penjamin jaringan internet tanpa batas. Sehingga, aktivitas tanpa batas bagi saya adalah saat bersama IndiHome dua profesi sekaligus yaitu guru PNS dan owner online shop dapat berjalan dengan mudah. Juaranya internet pasti IndiHome. Internetnya Indonesia.
MasyaAllah hebat banget bu dila
BalasHapustrimkasih sudah mampir donk
Hapussemangat terus bu dilla
BalasHapussemangattt
HapusSemangat💪💪
BalasHapusHebat...Bu Dila
BalasHapusMasyaAllah takjub dengan Bu Dila,semangat terus Bu😄
BalasHapusini yang komen juga istimewa. Jangan lupa pakai IndiHome. Internetnya Indonesia
HapusInspiratif
BalasHapus