LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
MENGHITUNG ERITROSIT
DAN LEOKOSIT HEWAN POIKILOTERMIK DAN HOMOIOTERMIK
Oleh :
UMI FADILAH
110210103034
A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
I. JUDUL :
Menghitung
Eritrosit Dan Leokosit Hewan Poikilotermik Dan Homoiotermik
II. TUJUAN : Menghitung
eritrosit dan leokosit pada hewan yang tergolong poikilotermik dan homoiotermik
III. DASAR TEORI
Darah terbentuk pada jaringan ikat lalu terbawa oleh plasma. Lebih berat
dan lebih kental dibandingkan air. Rasa cenderung asin karena membawa
garam-garam mineral bau khas (anyir). Darah memiliki pH 7,35 – 7, 45. Warna
darah adalah merah terang sampai kebiruan tergantung kadar oksigen yang dibawa.
Volume darah total 5 liter pada laki-laki dewasa, tergantung ukuran tubuh, dan
konsentrasi elektrolit dalam tubuh. Ada 3 tipe unsur-unsur darah ialah sel-sel
darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit dan keping-keping
darah atau trombosit (Kimball, 1999).
Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat
terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas (Bryon and Doroth, 1973).
Darah terdiri dari komponen cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang
dibawa dalam plasma yaitu sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit
atau sel darah merah, yaitu sel yang mengangkut oksigen, leukosit atau sel
darah putih yaitu sel yang berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh dan
trombosit yaitu sel yang berperan dalam homeostasis (Frandson, 1986). Eritrosit
mempunyai peran sebagai media transport. Sedangkan leukosit berfungsi sebagai
alat pertahanan tubuh sehingga memiliki sifat menembus jaringan tanpa merusak
jaringan tersebut (Pearce, 1989). Elemen
seluler yang disebut leukosit terdiri atas : neutrofil 50-70%, eosinofil 2-4%,
basofil < 1%, limfosit 20-30% dan monosit 2-8% (Suripto,
2002). Transport
oksigen dalam darah tergantung pada komponen besi dalam pigmen respirasi
biasanya haemoglobin. Haemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang
mengikat oksigen. Darah terdiri atas sel-sel dan fragmen-fragmen sel yang
terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat cair yang disebut plasma
darah. Sel-sel dari fragmen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur jadi.
Sel ini berukuran cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa.
Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang terdiri dari 99 % air
dan 8-9 % protein (Kimball, 1988). Darah sangat penting bagi organisme, jika
kekurangan atau kelebihan sel darah mengakibatkan tidak normalnya proses
fisiologis suatu organisme sehingga menimbulkan suatu penyakit (Pearce, 1989).
Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling
banyak dalam darah. Sebagian besar vertebrata mempunyai eritrosit berbentuk
lonjong dan berinti kecuali mamalia (Guyton, 1976). Eritrosit berbentuk elips,
pipih dan bernukleus yang berisi pigmen-pigmen pernafasan yang berwarna kuning
hingga merah, yang disebut haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen
(Frandson, 1992). Eritrosit normal 5 juta-6 juta sel/cc. NSel
darah merah terbentuk di dalam sumsum tulang (Pearce, 2002).
Jumlah eritrosit sangat bervariasi
antara individu yang satu dengan yang lainnya. Jumlah eritrosit dipengaruhi
oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan stress.
Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan oleh ukuran sel darah itu sendiri
(Schmidt dan Nelson, 1990). Dallman dan Brown (1987) menyatakan bahwa, hewan
yang memiliki sel darah kecil, jumlahnya banyak. Sebaliknya yang ukurannya
lebih besar akan mempunyai jumlah yang lebih sedikit. Jumlah sel darah merah
yang banyak, juga menunjukkan besarnya aktivitas hewan tersebut. Hewan yang
aktif bergerak/beraktivitas akan memiliki eritrosit dalam jumlah yang banyak
pula, karena hewan yang aktif akan mengkonsumsi banyak oksigen, dimana
eritrosit sendiri mempunyai fungsi sebagai transport oksigen dalam darah(Guyton, 1995).
Jumlah eritrosit
pada ikan adalah 50.000-3.000.000 sel/mm3. Jumlah eritrosit ayam
betina adalah 2.720.000 sel/mm3, jumlah eritrosit ayam jantan adalah
3.230.000 sel/mm3, jumlah eritrosit mencit normal adalah berkisar 4.000.000 - 6.000.000
sel/mm3. Jumlah
normal leukosit pada mamalia adalah rata-rata 4.000.000 - 11.000.000 sel/mm3,
jumlah leukosit pada ayam berkisar antara 16.000-40.000 sel/mm3dan jumlah
leukosit ikan adalah 20.000-150.000 sel/mm3. Sedangkan
untuk jumlah leukosit tikus putih normal adalah 16.000 – 40.000 sel / mm3(Guyton, 1995).
Jumlah eritrosit
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian dan keadaan
stres. Banyaknya jumlah eritrosit yang banyak juga menunjukan besarnya
aktivitas hewan tersebut. Hewan yang aktif bergerak akan memiliki eritrosit
yang banyak karena akan mengkonsumsi banyak oksigen, sebab eritrosit berfungsi
sebagai transport oksigen dalam darah (Leeson, 1990).
Jangka hidup sel
darah merah kira- kira 120 hari. Sel- sel darah merah yang telah tua akan
ditelan oleh sel- sel fagostik yang terdapat dalam hati dan limpa. Jumlah sel
darah merah pada wanita normal kira- kira 4,5 juta sel / mm3 darah.
Sedangkan untuk laki- laki normal 5 juta / mm3 darah. Meskipun
demikian nilai-nilai ini dapat turun-naik dalam suatu kisaran yang luas sekali,
tergantung pada faktor-faktor seperti ketinggian tempat seorang hidup dan
kesehatan (Kimball, 1999).
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh.
Luekosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta
sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel
plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai
bagian tubuh untuk digunakan. Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih ialah
bahwa kebanyakan ditranspor secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan
mengalami peradangan serius, jadi, menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat
terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada (Guyton, 1995).
Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada
eritrosit dengan rasio 1 : 700 (Frandson, 1992). Leukosit adalah bagian dari
sel darah yang berinti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah normal
didapati jumlah leukosit rata-rata 4000- 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih
dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang
dari 4000 sel/mm3 maka disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap
individu cukup besar pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas
fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan penting dalam pertahanan seluler dan
humoral organisme terhadap benda-benda asing. Jumlah leukosit lebih banyak
diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam sirkulasi darah jumlah
leukositnya lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya (Pearce, 1989). Sel darah putih berperan dalam
melawan infeksi (Kimball,1988).
Leukosit
dalam keadaan hidup tampak sangat berbeda dengan leukosit yang terlihat pada
sajian apus kering. Pada sajian irisan,
leukosit tampak bulat seperti di dalam sirkulasi darah, tetapi diameternya
lebih kecil dari pada dalam keadaan hidup akibat pengerutan. Pada sajian apus sel-sel menjadi pipih dan
tampak lebih besar daripada dalam keadaan hidup dan banyak struktur halus berubah atau rusak (Leeson, 1990).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit adalah tergantung pada spesies,
kondisi pakan, kandungan bahan organik seperti glukosa, lemak, urea, dan asam
urat, kondisi lingkungan, musim, serta umur hewan.
Hewan yang terinfeksi akan mempunyai jumlah leukosit yang
banyak, karena leukosit berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Penurunan
jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri,
septicoemia, kehamilan, dan partus. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh
kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit yaitu tergantung
pada spesies dan kondisi pakannya, selain itu juga bahan organik yang
terkandung seperti glukosa, lemak, urea, asam urat, dan lainnya. Umur, kondisi
lingkungan dan musim juga sangat mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit
(Pearce, 1989). Turunnya jumlah protein mungkin dapat dijadikan media
tambahan untuk menghentikan senyawa agar meningkatkan pemenuhan senyawa energi
oleh ikan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang tidak terlindungi dari racun (Ramesh,2008).
Hematologi
merupakan cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah
dan penyakitnya. Hematologi digunakan sebagai petunjuk keparahan suatu
penyakit. Perubahan hematologi dan kimia darah baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dapat menentukan kondisi kesehatan hewan. Sel dan plasma darah
mempunyai peran fisiologis yang sangat penting dalam diagnosis, prognosis, dan
terapi suatu penyakit
(Soetrisno,1987).
Metode pengukuran eritrosit,
leukosit, dan kadar Hb. Cara menghitung eritrosit, dan leukosit sama kecuali
larutan yang digunakan. Untuk pengukuran eritrosit digunakan larutan Hayem,
untuk pengenceran eritrosit. Sedangkan untuk mengencerkan leukosit dengan
menggunakan larutan Turk. Sebelum darah digunakan untuk percobaan, darah
ditambah dengan larutan EDTA agar darah tidak mudah menggumpal(Darmadi,2009).
Hemositometer adalah suatu alat yang
dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat
digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Hemasitometer pada mulanya
diperuntukkan untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles Malassez.
Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya memiliki
garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9
mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian
0.1 mm di atas chamber floor.Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer
ini bergantung pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak
besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama
dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume
sebesar 0.0001 ml. Adapaun kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah
perhitungan sel(Darmadi,2009).
Leukosit tinggi umumnya berarti tubuh kita sedang melawan
infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit
rendah, yang disebut leukopenia atau sitopenia, berarti tubuh kita kurang mampu melawan
infeksi
(Darmadi,2009).
Hewan
|
Eritrosit (dm3)
|
Leukosit (dm3)
|
Kadar Hb
|
Angka Hematokrit
|
ikan
|
1.265.000 x 10-3
|
14525 x 10-3
|
10 mg/dl
|
17% , 26 %
|
Ayam
|
695.000 x 10-3
|
1400 x 10-3
|
8,3 mg/dl
|
32% , 31%
|
Mencit
|
3.885.000 x 10-3
|
1650 x 10-3
|
7,8 mg/dl
|
63% , 68%
|
NB: 1 cc = 10-3
|
(Ramesh,2008).
IV.
METODE PENELITIAN
4.1 Alat dan Bahan:
a. Alat
:
·
Mikroskop
·
Object glass
·
Gelas penutup
·
Pipet tetes
·
Seperangkat alat bedah
·
Hemositometer
b. Bahan :
·
Larutan hayem
·
Aquades
·
Hewan coba : Katak (hewan poikilotermik)
Tikus
Putih (Hewan homoiotermik)
4.2
Prosedur Kerja
a. Prosedur Kerja Untuk Kadal (Hewan Poikilotermik)
b. Prosedur Kerja Untuk Tikus Putih (Hewan Homoeitermik)
|
||||||
IV.
HASIL
PENGAMATAN
Kel
|
Hewan
|
Jumlah
|
|
Eritrosit
|
Leokosit
|
||
1.
|
Rattus
sp.
|
900.000
|
900
|
2.
|
Rattus
sp.
|
450.000
|
9.300
|
3.
|
Rattus
sp.
|
10.400.000
|
7.500
|
4.
|
Kadal
|
1.010.000
|
10.500
|
5.
|
Kadal
|
1.580.000
|
15.350
|
6.
|
Kadal
|
1.310.000
|
20.800
|
Keterangan : Eritrosit
= ∑ sel x 5 x 10 x 200
Leokosit = ∑ sel x 10 x
10
4
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum
kali ini, praktikan melakukan percobaan terkait penghitungan jumlah eritrosit
dan leukosit hewan Homoiotermik dan Polikilotermik. Dengan dilakukannya
praktikum ini maka memiliki tujuan khusus yaitu agar praktikan mampu untuk
menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada hewan uji coba yang telah
dipersiapkan. Adapun hewan uji coba yang akan dipakai adalah Kadal(kelompok
hewan polikiloterm) dan Tikus Putih (kelompok hewan Homeotermik).
Pada
perhitungan jumlah eritrosit dan leukosit, praktikan secara khusus menggunakan
beberapa alat yang teriri dari pipa Thoma dan Hemosytometer. Kedua alat ini
memiliki peran masing-masing. Pipa Thoma yang digunakan dalam praktikum kali
ini ada dua jenis, yaitu pipa Thoma putih dan Pipa Thoma Merah. Perbedaan
antara pipa Thoma putih dan pipa Thoma merah terletak pada warna tempat
penghisap pada pipa, warna butiran pengocok
yang ada didalam pipa Thoma. Jika warna penghisap pipa Thoma dan warna
butiran pengocok juga merah, maka pipa Thoma itu digunakan untuk mengmbil
eritrosit. Sedangkan, jika warna penghisap pipa Thoma dan warna butiran
pengocok juga putih, maka pipa Thoma itu digunakan untuk mengmbil Leukosit.
Dengan demikian maka secara khusus dalam praktikum ini pipa Thoma digunakan
untuk mengambil darah dan sekaligus tempat pengenceran darah dengan metode
hisapan kemudian kocokan. Selanjutnya, alat yang digunakan adalah
Hemocytometer. Hemocytometer adalah alat utama dalam praktikum ini, karena
dengan alat ini praktikan dapat menentukan dan menghitung jumlah sel darah. Hemositometer adalah suatu alat yang
dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat
digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Bentuknya terdiri dari 2 counting
chamber dan tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan
kaca. Luas total dari chamber adalah 9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan
ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor. Pada chamber terdapat 9 kotak besar
berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25
kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001
ml. Adapaun kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel. Dalam praktikum ini, kotak yang digunakan untuk menghitung eritrosit adalah
kotak R (kotak kecil yang terletak di tengah terbagi menjadi 25 bujur sangkar
dengan sisi 1/5 mm). Kotak ini lebih kecil dari pada kotak perhitungan
leukosit, yaitu kotak W (kotak kecil yang terletak di bagian pojok dan
masing-masing terbagi lagi menjadi 16 kotak dengan sisi ¼ mm) karena ukuran
leukosit lebih besar dibandingkan eritrosit dan jumlahnya juga jarang maka
kotak pengamatannya juga harus lebih besar sehingga mudah untuk diamati. Kotak
R digunakan untuk eritrosit karena eritrosit ukurannya lebih kecil daripada
leukosit. Jika eritrosit diamati pada kotak W akan terlalu banyak sel yang
terlihat dan luas daerah hitung terlalu besar sehingga akan menyulitkan
perhitungan.
Eritrosit = ∑ sel x 5 x 10 x 200
Keterangan :
Ne : Jumlah SDM dalam 5 kotak (bilik hitung R)
P
: Besar pengenceran
50
: 1/Volume kotak R (4000) dibagi jumlah bujursangkar ( 5 kotak R = 80)
Sedangkan
untuk menghitung jumlah Leukosit,praktikan terlebuh dahulu menentuan kotak
besar yang berada di dekat kotak kecil tersebut. Caranya yaitu mengambil 4
kotak besar pada masing masing pojok kanan kiri atas dan bawah. Selanjutnya
jumlah Leukosit dihitung dengan rumus berikut:
Leokosit
= ∑ sel x 10 x 10
4
Keterangan :
Nl
: Jumlah SDP dalam 4 kotak (bilik hitung W)
P
: Besar Pengeceran
2,5
: 1/ Volume kotak A (160) dibagi jumlag bujur sangkar (4 kotak)
Selanjutnya,
untuk mendukung keberhasilan praktikum kali ini, maka praktikan menggunakan
beberapa bahan-bahan kimia yaitu Larutan Hayem, Larutan Truck, Larutan Ether,
dan Zat Koagulan. Bermacam-macam bahan yang digunakan ini, memiliki peran
masing-masing. Larutan hayem yang
memiliki fungsi antara lain
mengencerkan darah, merintangi pembekuan, bentuk bentuk eritrosit terlihat
jelas, sedangkan bayangan leukosit dan trombosit lenyap. Komposisi larutan
hayem adalah Natrium sulfat kristal (5,0 gram), natrium klorida (1,0 gram),
merkuri klorida (0,5 gram) dan air suling (200 ml). Larutan Truck berfungsi
untuk pengenceran, melisiskan eritrosit, dan mencegah koagulasi darah, selain
itu larutan Turk berfungsi sebagai pewarna leukosit karena adanya gentian
violet yang terkandung dalam larutan Turk tersebut. Larutan Ether berfungsi untuk membuat hewan percobaan
lemas dan pingsan sehingga tidak merasakan sakit ketika dibunuh, kerja larutan
Ether ini mirip dengan obat Bius. Selanjutnya adalah zat Koagulan,zat koagulan
ini merupakan zat
EDTA (natrium ethylen diamin tetra acetic acid) yang berfungsi mencegah
penggumpalan darah.
Dalam praktikum ini ada beberapa
perlakuan yang dilakukan oleh praktikan, diantaranya adalah praktikan melakukan
penusukan dibagian pembuluh dekat jantung,hal ini bertujuan untuk mendapatkan
sumber darah yang banyak untuk tahap perhitungan darah. Selanjutnya dilakukan
penyedotan larutan Hayem untuk pipa Thoma merah (untuk eritrosit) dan
penyedotan larutan Truck untuk pipa Thoma putih (untuk Leukosit), kemudian
dilakukan Pengocokann secara Horizontal. Setelah darah dan larutan tercampur
homogen maka dilakukan pengeluaran campuran sebanyak 2 tetes pada Tisuue, hal
ini dilakukan agar dalam
hemaecitometer benar benar mengandung sel darah merah atau sel darah putih bukan
larutan hayem atau larutan Truck saja. Dengan demikian maka masing masing sel
darah dapat diletakkan di Hemositometer dan diamati dibawah mikroskop.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan oleh kelompok 1,2,3,4,5 dan 6 maka pada praktikum kali ini pada
percobaan 1,2 dan 3 dengan menggunakan hewan uji yang sama yaitu Rattus sp.
(Tikus Putih) memperlihatkan hasil bahwa jumlah eritrosit dari percobaan 1,2
dan 3 lebih banyak dibandingkan dengan jumlah Leukositnya, yaitu jumlah
eritrosit pada percobaan 1 adalah 900.000 serta leukositnya adalah 900.
Percobaan 2 menghasilkan data jumlah eritrosit sebanyak 450.000 dan leukosit
sebanyak 9.300.
sedangkan pada percobaan 3 menghasilkan data jumlah eritrosit sebanyak 10.400.000 dan leukositnya sebanyak 7.500. hal ini sesuai dengan
dasar teori yang menyebutkan bahwa Eritrosit merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling
banyak dalam darah. Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada
eritrosit dengan rasio 1 : 700. Selanjutnya menurut dasar teori yang lain, jumlah
eritrosit Tikus putih adalah berkisar 4.000.000-6.000.000 sel / mm3 ,dengan
demikian maka perhitungan yang paling menekati adalah 10.400.000 sedangkan yang
paling jauh adalah 450.000. Hal ini dikarenakan karena pada saat perhitungan
eritrosit pada kelompok 2 ada beberapa kesalahan yaitu kotak Hemositometer yang
dihitung adalah salah dalam hal posisinya, sehingga menyebabkan jumlah
eritrosit sedikit. Sedangkan untuk jumlah leukosit tikus putih normal adalah 16.000 – 40.000 sel / mm3 menurut
dasar teori, sehingga data yang didapat dalam perhitungan leukosit dalam
praktikum ini adalah dibawah jumlah leukosit normal.
Selanjutnaya untuk percobaan berikutnya
adalah percobaan 4,5 dan 6 dengan menggunakan hewan uji Kadal. Kadal merupakan
kelompok hewan polikilotermik. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah eritrosit
pada percobaan 4,5 dan 6 lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah Leukositnya, yaitu jumlah eritrosit pada percobaan 4
adalah 1.010.000 serta
leukositnya adalah 10.500. Percobaan 5 menghasilkan data jumlah eritrosit
sebanyak 1.580.000 dan
leukosit sebanyak 15.350. sedangkan pada percobaan 6 menghasilkan data jumlah
eritrosit sebanyak 1.310.000 dan
leukositnya sebanyak 20.800. Hal ini sesuai dengan dasar teori yang menyebutkan
bahwa Eritrosit
merupakan tipe sel darah yang jumlahnya paling banyak dalam
darah. Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit
dengan rasio 1 : 700. Selanjutnya menurut dasar teori yang lain, jumlah
eritrosit Kadal adalah berkisar 50.000 – 3.000.000 sel / mm3 ,dengan
demikian maka perhitungan yang paling mendekati adalah 1.580.000 sedangkan yang jauh dibawah angka normal adalah 1.010.000. Sedangkan untuk jumlah leukosit kadal normal adalah 20.000-150.000 sel / mm3 menurut
dasar teori, sehingga data yang didapat dalam perhitungan leukosit dalam
praktikum ini memiliki kemiripan jumlah dengan jumlah normal eritrosit pada
dasar teori yaitu 20.800 perhitungan ini diperoleh dari percobaan ke 6.
Sedangkan untuk hasil percobaan yang lain menunjukkan nilai dibawah jumlah
normal namun sedikit mendekati.
Jumlah eritrosit sangat bervariasi antara individu yang satu
dengan yang lainnya. Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur,
kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan stress. Banyaknya jumlah eritrosit
juga disebabkan oleh ukuran sel darah itu sendiri. Menurut dasar teori hewan yang memiliki sel darah kecil,
jumlahnya banyak. Sebaliknya yang ukurannya lebih besar akan mempunyai jumlah
yang lebih sedikit. Jumlah sel darah merah yang banyak, juga menunjukkan
besarnya aktivitas hewan tersebut. Hewan yang aktif bergerak/beraktivitas akan
memiliki eritrosit dalam jumlah yang banyak pula, karena hewan yang aktif akan
mengkonsumsi banyak oksigen, dimana eritrosit sendiri mempunyai fungsi sebagai
transport oksigen dalam darah.
Hewan yang terinfeksi akan mempunyai jumlah leukosit yang
banyak, karena leukosit berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Penurunan
jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia,
kehamilan, dan partus. Menurut Soetrisno (1987), jumlah leukosit dipengaruhi
oleh kondisi tubuh, stress, kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit yaitu tergantung
pada spesies dan kondisi pakannya, selain itu juga bahan organik yang
terkandung seperti glukosa, lemak, urea, asam urat, dan lainnya. Umur, kondisi
lingkungan dan musim juga sangat mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit
(Pearce, 1989). Menurut Ramesh (2008), turunnya jumlah protein mungkin dapat
dijadikan media tambahan untuk menghentikan senyawa agar meningkatkan pemenuhan
senyawa energi oleh ikan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang tidak
terlindungi dari racun.
Kesalahan perhitungan dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu teknis, sampling,
peralatan. Kesalahan teknis yaitu adanya gelembung saat mengambil darah atau
larutan pengencer sehingga bisa mempengaruhi volume pengenceran, penyedotan
yang terlalu kuat sehingga volume darah yang diambil tidak sesuati dengan skala
yang ditentukan, pengocokan yang kurang homogen menyebabkan sel darah akan
sulit diamati karena bertumpuk atau tidak ada karena yang masuk pada
haemacytometer adalah larutan pengencernya. Kesalahan peralatan bisa
dikarenakan mikroskop yang memiliki fokus kurang tepat sehingga sel darah sulit
diamati, pipet toma yang digunakan tidak berfungsi dengan baik sehingga sulit
digunakan dalam penyedotan darah dan larutan pengencernya. Kesalahan sampling
antara lain pada jari terdapat alkohol yang belum kering sehingga membuat darah
yang keluar cepat beku, terdapat air pada pipet toma yang baru dibersihkan.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan maka
hewan polikilotermik dan homeotermik memiliki jumlah eritrosit dan leukosit
yang berbeda. Pada dasarnya hewan polikiloterm memiliki jumlah eritrosit dan
leukosit lebih kecil dibandingkan dengan jumlah eritrosit dan leukosit dari
hewan homeoterm. Pada tikus putih normal jumlah eritrositnya 4.000.000-6.000.000 sel / mm3 dan leukositnya adalah 16.000 – 40.000 sel / mm3. Sedangkan pada hewankadal memiliki jumlah eritrosit 50.000 – 3.000.000 sel / mm3 dan
jumlah leukosit 20.000-150.000
sel / mm3 perbedaan
jumlah eritrosit dan
leukosit dipengaruhi banyak faktor.
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
Bryon, A. S and S. Doroth. 1973. Text
Book of Physiology. Japan : St
Burst The Moshy Co Toppon Co Ltd.
Dallman, H. D dan E. M Brown. 1992. Buku
Teks Histologi Veteriner I. Jakarta : UI Press.
Darmadi. 2009. Menghitung Sel Darah Merah
dan Sel Darah Putih Pada Ikan Lele (Clarias gariepinus). Bandung:Marine Science
Padjadjaran University
Frandson, R. D. 1986. Anatomy
and physiology of Farm Animals. Philadelphia.:Lea and Febiger.
Frandson,
R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Yogyakarta:UGM Press.
Guyton, A. C. 1976. Text
Book of Medical Physiology. Toronto: W.
B. Saunders Company Philadelphia London.
Guyton dan Hall. (1997). Fisiologi Kedokteran.
Jakarta :Penerbit EGC.
Kimball,
J.W. 1988. Biologi. Jakarta.:Erlangga
Kimball, Jhon W. 1999.
Biologi. Jakarta.:Erlangga
Pearce, E. 1989. Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Pearce,
Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ramesh, M. et al, 2008.
Haematological
and Biochemical Response in a Freshwater Fish Cyprinus carpio Exposed to Chorlpyrifos. International journal
of Integrative Biology. India.
Schmidt, W. and Nelson, B. 1990. Animal
Physiology. New York: Harper Collins Publisher.
Soetrisno. 1987. Diktat
Fisiologi Ternak. Purwokerto: Fakultas
Peternakan Unsoed.
Suripto. 2002. Fisiologi Hewan.Bandung:ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar